Dukungan Masyarakat Kian Kuat, Ketum BMI Desak Penetapan Sultan Hamengku Buwono II Sebagai Pahlawan Nasional

Harmoninews.com, Jakarta — Usulan pengangkatan Sri Sultan Hamengku Buwono II sebagai pahlawan nasional kian mendapatkan dukungan luas dari berbagai kalangan. Sejumlah elemen masyarakat, praktisi sejarah, hingga para keturunan langsung Sultan HB II bersatu suara menyerukan agar pemerintah segera menetapkan beliau sebagai pahlawan nasional yang baru.

Berkas pengajuan resmi untuk penetapan Sultan HB II sebagai pahlawan nasional telah diserahkan oleh tim pengusul kepada pemerintah pusat. Saat ini, proses verifikasi tengah berjalan di tingkat nasional. Kehadiran dukungan ini disambut antusias oleh masyarakat, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta, yang mengenang besarnya kontribusi Sultan HB II dalam mempertahankan martabat dan budaya bangsa.

Ketua Umum Bintang Muda Indonesia (BMI), Farkhan Evendi, menjadi salah satu tokoh yang paling vokal mendukung pengangkatan Sultan HB II sebagai pahlawan nasional. Menurutnya, Sultan Hamengku Buwono II merupakan figur nasional sejati. Farkhan juga menegaskan bahwa jasa-jasa Sultan HB II terhadap bangsa Indonesia sangat besar dan layak untuk dihargai secara nasional.

“Sri Sultan Hamengku Buwono II bukan sekadar pemimpin keraton, beliau adalah figur nasionalis sejati. Di tengah ancaman dan tekanan dari penjajah, beliau tetap teguh mempertahankan kedaulatan rakyat dan budaya Nusantara,” ujar Farkhan, Minggu (27/4/2025).

Farkhan menekankan, perlawanan yang dilakukan Sultan HB II terhadap dominasi kolonial merupakan cerminan dari nasionalisme sejati pada masa ketika konsep kebangsaan Indonesia masih dalam tahap awal berkembang. Ia menilai, Sultan HB II telah menunjukkan semangat perlawanan yang kemudian menjadi inspirasi bagi perjuangan bangsa di masa-masa berikutnya.

Lebih lanjut, Farkhan menyampaikan pentingnya generasi muda mengenal lebih dekat sejarah tokoh-tokoh besar seperti Sultan HB II. Ia menilai, banyak generasi muda saat ini yang kurang mengenal sejarah lokal dan perjuangan pemimpin daerah, padahal semangat dan nilai-nilai perjuangan itu sangat relevan untuk diinternalisasi di era sekarang.

“Generasi muda harus memahami dan bangga terhadap sejarah bangsanya. Tokoh seperti Sultan HB II memberikan pelajaran tentang keberanian, keteguhan, dan kecintaan terhadap budaya nasional yang patut dijadikan teladan,” kata pria yang juga menjabat Ketua Umum Majelis Roiyah Indonesia.

Farkhan berharap agar upaya memperkenalkan sejarah lokal tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal, tetapi juga melalui berbagai program budaya, festival sejarah, hingga penguatan literasi sejarah berbasis komunitas.

Tak hanya fokus pada pengusulan gelar pahlawan nasional, Farkhan Evendi juga mengangkat isu penting lain, seperti pengembalian aset budaya Indonesia yang masih berada di luar negeri, khususnya manuskrip-manuskrip penting milik Sultan HB II yang kini tersimpan di Inggris.

“Ada sekitar 300 manuskrip, termasuk karya tulis tangan Sultan Hamengku Buwono II, yang saat ini masih berada di luar negeri. Manuskrip ini adalah bagian dari identitas kita, warisan intelektual bangsa Indonesia. Pemerintah harus berjuang untuk mengembalikannya,” tegas Farkhan.

Menurutnya, pengembalian manuskrip tersebut tidak hanya penting untuk memperkaya literatur dan sumber sejarah nasional, tetapi juga sebagai upaya konkret dalam mengembalikan martabat bangsa yang sempat dirampas pada masa kolonialisme.

“Kita juga meminta agar pemerintah mengambil langkah diplomatik strategis melalui jalur hubungan antarnegara untuk memperjuangkan hak tersebut, serta menjadikan pengembalian artefak budaya sebagai prioritas dalam diplomasi budaya Indonesia,” tegasnya.

Menutup pernyataannya, Farkhan Evendi berharap pemerintah, khususnya Kementerian Sosial dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, dapat segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat Yogyakarta dan seluruh rakyat Indonesia terkait pengusulan Sultan Hamengku Buwono II sebagai pahlawan nasional.

“Penetapan ini bukan hanya untuk menghormati jasa-jasa besar beliau, tetapi juga untuk memperkaya narasi sejarah nasional. Ini adalah bentuk pengakuan bahwa perjuangan mempertahankan budaya, kedaulatan, dan martabat bangsa adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan kemerdekaan Indonesia,” ucapnya.

Dengan semakin kuatnya dukungan dari berbagai kalangan, harapan untuk melihat Sultan Hamengku Buwono II tercatat dalam sejarah nasional sebagai pahlawan bangsa kian menguat.

Sri Sultan Hamengku Buwono II dikenal sebagai raja yang tegas, berani, dan visioner. Selama masa kepemimpinannya, beliau berjuang keras mempertahankan kedaulatan Keraton Yogyakarta dari berbagai tekanan kolonial, baik Belanda maupun Inggris. Di samping perannya dalam politik dan pertahanan, Sultan HB II juga berkontribusi besar dalam bidang kebudayaan, sastra, arsitektur, dan militer.

Beberapa karya monumental peninggalan Sultan HB II, baik berupa bangunan, sistem pemerintahan, hingga karya sastra, hingga kini masih lestari dan menjadi bagian integral dari identitas budaya Yogyakarta dan Indonesia. Perjuangannya di berbagai bidang menunjukkan bahwa Sultan HB II bukan hanya seorang raja, tetapi juga seorang negarawan dan budayawan besar.

Tuliskan Komentar