Sinergi Lapas Kelas I Tangerang dan Poltekpin: Wujud Nyata Penguatan Corporate University Pemasyarakatan

Harmoninews.com (Tangerang) – Lapas Kelas I Tangerang menerima kunjungan 46 Taruna Politeknik Pengayoman Indonesia (Poltekpin) Tingkat III Angkatan 57 Program Studi Bimbingan Kemasyarakatan Jurusan Ilmu Pemasyarakatan dalam rangka kegiatan pengambilan data dan praktik asesmen Pemasyarakatan (Kamis, 6/11).

Kegiatan ini merupakan bagian dari Mata Kuliah Praktik Asesmen Pemasyarakatan yang menghubungkan teori dengan praktek nyata di lapangan. Melalui kegiatan ini, Taruna mempelajari langsung proses asesmen berbasis Model Risk-Need-Responsivity (RNR) untuk memahami risiko residivisme, kebutuhan kriminogenik, dan responsivitas warga binaan.

Kepala Lapas Kelas I Tangerang, Beni Hidayat menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini sebagai bentuk nyata sinergi antara dunia akademik dan praktik pemasyarakatan.

“Kami menyambut positif kegiatan praktik lapangan Taruna Poltekpin ini. Lapas Kelas I Tangerang terbuka sebagai laboratorium pembelajaran sosial, tempat Taruna dapat memahami secara langsung bagaimana asesmen dilakukan secara profesional, objektif, dan berbasis data,” ujarnya.

Sebagai bagian dari Corporate University Pemasyarakatan, Lapas Kelas I Tangerang tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembinaan warga binaan, tetapi juga menjadi wadah pembelajaran berkelanjutan bagi seluruh insan pemasyarakatan, termasuk bagi Taruna Poltekpin sebagai calon pengayom bangsa. Melalui peran ini, Lapas berkomitmen mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia pemasyarakatan secara kolaboratif dan terukur.

Dosen pengampu mata kuliah, Ali Muhammad, A.K.S., S.Sos., M.Si., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan penerapan nyata dari teori asesmen pemasyarakatan yang dipelajari di kampus.

“Praktik ini menjadi sarana pembentukan kompetensi teknis bagi Taruna. Mereka belajar tidak hanya mengisi instrumen asesmen, tetapi juga mengasah kepekaan, empati, dan etika profesional dalam berinteraksi dengan warga binaan,” jelasnya.
Salah satu Taruna, Aditya Christian Armando, mengaku mendapat banyak pengalaman berharga selama kegiatan berlangsung.

“Melalui praktik langsung ini, kami belajar bahwa setiap keputusan pembinaan harus didasarkan pada hasil asesmen yang akurat dan manusiawi. Ini memperkuat pemahaman kami tentang pentingnya peran pembimbing kemasyarakatan di dunia nyata,” ungkapnya.

Melalui kegiatan ini, Lapas Kelas I Tangerang menegaskan komitmennya dalam mendukung penguatan sistem pendidikan berbasis praktik di lingkungan Pemasyarakatan. Sinergi antara Lapas dan Politeknik Pengayoman Indonesia menjadi wujud nyata implementasi konsep Corporate University Pemasyarakatan, yang bertujuan mencetak insan pemasyarakatan yang profesional, humanis, dan berintegritas.

M.NUR

Tuliskan Komentar