Harmoninews.com – Perusahaan Perjalanan Ibadah Umrah, Halal Tour dan Muslim Tour Satriani Wisata membawa 39 jamaah untuk berkunjung ke Masjidil Aqsho di Yerusalem, Palestina. Rombongan Satriani Wisata berada di Palestina selama 3 hari 4 malam untuk mengunjungi Masjidil Aqsho, Makam Nabi Ibrahim dan keluarganya, Makam Nabi Musa dan beberapa kota tua di Palestina.
Direktur Satriani Wisata, H. Edy Hamdi SA. menjelaskan, Kondisi Masjidil Aqsho di Yerusalem dalam situasi aman terkendali sehingga berani membawa rombongan ke Palestina untuk beribadah di Masjidil Aqsho.
“Banyak orang belum faham dianggapnya Palestina secara umum terjadi peperangan, padahal Palestina terbagi menjadi dua, ada bagian tepi Barat yang didalamnya ada kota Yerusalem yaitu Masjidil Aqsho, dan ada kota Gaza atau Jaur Gaza yang posisinya di Timur Palestina dan Israel,” jelas H. Edy Hamdi kepada wartawan di Yerusalem, Sabtu (4/11/2023).
Pria yang sudah 30 tahun mensyiarkan Masjidil Aqsho menjelaskan bahwa peperangan terjadi bukan di Yerusalem yang ada Masjid Aqsho, namun di jalur Gaza yang jaraknya 90 kilometer dari Masjidil Aqsho.
“Peperangan terjadi dii Jalur Gaza yang notabene seluruh penduduknya berjumlah 2 juta lebih adalah warga Palestina, sehingga Israel menyerang kawasan wilayah tersebut,” jelas H. Edy Hamdi.
Sementara itu, Masjidil Aqsho yang berada di lingkungan kota Yerusalem itu dihuni oleh beberapa etnis, beberapa bangsa, seperti Yahudi Israel maupun bangsa Arab Palestina, juga dikelilingi oleh beberapa kota tua, yaitu Kota Tua Muslim, Kota Tua Jewis atau Yahudi, Kota Tua Agama Nasrani dan Kota Tua Bangsa Armenia.
“Alhamdulillah seluruh rombongan jamaah Satriani Wisata bisa melakukan kunjungan ke Masjidil Aqsho pada Jum’at kemaren. Dan hari ini Insya Allah akan berkunjung ke Kota Hebron dimana terdapat Makam Nabi Ibrahim beserta keluarganya dan juga menuju ke Jericho untuk melihat Makam Nabi Musa,” terangnya.
Sebagai pelopor wisata ke Masjidil Aqsho dan melakukan perjalanan wisata sejak tahun 1994, H. Edy Hamdi mengaku bahwa hal tersebut tidak lepas dari anjuran Rasulullah Muhammad SAW. bahwa Rasulullah menganjurkan untuk melakukan 3 perjalanan, yaitu perjalanan ke Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjidil Aqsho.
“Dalam sebuah hadis Ibnu Majah dikatakan, sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW. ya Rasulullah berikanlah fatwa kepada kami agar kami beribadah, kemudian Rasulullah mengatakan pergilah ke Masjidil Aqsho atau sholat di Masjidil Aqsho, padahal kondisi saat itu di Masjidil Aqsho atau Palestina dikuasai oleh Romawi, karena saat itu dijajah oleh Romawi. maka Rasulullah menganjurkan maka kirimkanlah minyak kesana, berarti anda telah melakukan ibadah, perbuatan baik ke Masjidil Aqsho,” jelas pria kelahiran Mesir.
Menurut H. Edy Hamdi, itulah dasarnya mengapa Satriani Wisata selalu mensyiarkan dan memakmurkan Masjidil Aqsho yang saat ini berdiri kokoh dan banyak masyarakat yang berdatangan untuk ziarah dan ibadah di Masjidil Aqsho.
Perjalanan ke Aqsho, Satriani Wisata memberikan paket perjalanan selama 3 malam 4 hari. Dimana hari pertama adalah menjelajahi Kota Tua Aqsho atau Yerusalem, hari kedua ziarah ke beberapa kota seperti Hebron, Jericho, Betlehem dan lainnya.
“Hari ketiga biasanya kita melakukan perjalanan ke kota Israel seperti Tel Aviv, Nazaret atau Yafa, tapi kali ini kondisi Tel Aviv tidak memungkinkan maka hari ketiga kami buat program khusus itikaf di Masjidil Aqsho,” sambungnya.
H. Edy menjelaskan, rombongan jamaah Satriani Wisata ini merupakan group umrah plus Aqsho, sehingga perjalanan jamaah setelah ke Masjidil Aqsho akan dilanjutkan menuju Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ibadah umrah.
“Bulan depan juga kami akan membawa rombongan jamaah yang akan melakukan perjalanan ke Mesir, Aqsho dan Yordania,” ucapnya.
Akibat terjadinya eskalasi di Gaza, menurut Ketua Umum Forum Travel Parner Indonesia (FTPI) menjelaskan, bahwa situasi di Masjdil Aqsho cukup sepi, hal ini karena sejumlah kebijakan yang diterapkan disana, dimana tidak diperbolehkan usia di bawah 55 tahun untuk dapat melakukan sholat di Masjidil Aqsho bagi orang Arab Palestina, tapi untuk turis bebas.
“Turis sedikit sepi, karena menurut informasi yang beredar bahwa peperangan itu terjadi secara umum di seluruh Palestina, padahal yang terjadi hanya di Kota Gaza, itulah dasarnya mengapa Satriani berani membawa rombongan ke kota Yerusalem atau Palestina, karena kami tahu yang terjadi peperangan bukan di Yerusalem, bukan di Hebron, Jericho, tetapi di jalur Gaza,” ucapnya.
“Rombongan Satriani Wisata juga membawa donasi dari alumni-alumni Satriani Wisata yang pernah ke Aqsho dan Alhamdulillah sudah kami distribusikan pada hari jumat kemaren,” sambungnya.
Akibat peperangan di jalur Gaza juga mempengaruhi ekonimi bangsa Palestina yang tinggal di tepi barat khususnya di Yerusalem karena berkurangnya wisata yang datang untuk berziarah ke masjid Aqsho seperti perhotelan, pertokoan, transportasi dan beberapa kantor pariwisata juga kosong.
Ia pun berharap kepada masyarakat Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya untuk lebih dalam memahami tentang kondisi Al-Aqsho atau kondisi kota Palestina, karena Palestina bukan hanya Gaza saja tapi juga kota-kota lain seperti Yerusalem yang didalamnya ada Masjid Aqsho.
“Maka kita selalu ingin memakmurkan, mensyiarkan dan meramaikan Masjidil Aqsho seperti juga orang meramaikan datang ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram. Dengan cara itu, maka moral masyarakat Palestina yang saat ini sedang dalam penjajahan Israel merasakan bahwa mereka tidak sendiri tapi umat muslim terbesar di dunia khususnya Indonesia selalu berada di belakang warga masyarakat Palestina,” pungkasnya.