Harmoninews.com, Jakarta – Seorang pengendara yang tidak disebutkan namanya mengeluhkan perlakuan oknum Dinas Perhubungan (Dishub) yang dinilainya arogan saat melakukan penindakan di kawasan Cawang. Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB, ketika tim penindakan dari kepolisian dan Dishub sedang melakukan operasi di lapangan.
Menurut keterangannya, dirinya ditindak oleh petugas gabungan yang terdiri dari pihak kepolisian dan Dishub. Saat itu, ia langsung berhadapan dengan seorang petugas kepolisian bernama Pak Siagian yang bertugas dalam tim penindakan tersebut.
“Saya sadar bahwa saya melakukan kesalahan dan saya juga sudah ditegur. Saya menerima teguran itu dan siap untuk ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, saya berharap agar proses penindakan dilakukan secara adil dan tidak tebang pilih,” ujar pengendara tersebut.
Setelah mengakui kesalahannya, petugas kepolisian kemudian meminta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) serta Surat Izin Mengemudi (SIM) miliknya untuk diproses lebih lanjut. Namun, situasi mulai berubah ketika seorang petugas Dishub yang diketahui bernama Syaputra ikut campur dalam proses tersebut dan mulai bersikap kurang menyenangkan terhadap pengendara.
Menurut pengendara tersebut, dirinya sempat berbincang dengan petugas Dishub itu secara santai. menyampaikan salah satu tim media perhubungan Dalam percakapan tersebut, pengendara mengaku mengenal Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub).
Namun, setelah menyebutkan hal tersebut, ia justru mendapat teguran keras dari petugas Dishub.
“Saat saya mengatakan bahwa saya mengenal Kepala Dinas, tiba-tiba saya ditegur dengan nada tinggi. Petugas itu langsung mempertanyakan, ‘kenapa kamu tidak telpon kadis kalau memang kamu kenal beliau saya pengen tau Nada bicaranya sangat arogan,” ungkapnya.
Pengendara tersebut merasa heran mengapa ia harus menelepon seseorang untuk bisa mendapatkan perlakuan yang lebih baik. Padahal, sejak awal ia telah menerima kesalahan dan bersedia menjalani proses hukum yang berlaku. Ia pun menegaskan bahwa penegakan aturan seharusnya berlaku adil untuk semua orang, tanpa perlu ada intervensi atau hubungan dengan pejabat tertentu.
“Apakah saya harus menceritakan bahwa saya mengenal Kepala Dinas agar diperlakukan dengan baik? Padahal saya sudah bersedia menerima sanksi dan menjalani prosedur yang ada. Sikap seperti ini tidak profesional,” tegasnya.
Pengendara tersebut juga menyoroti bagaimana sikap oknum Dishub yang ia nilai terlalu berlebihan dalam menangani pelanggaran di lapangan. Menurutnya, meskipun tugas mereka adalah menegakkan aturan, mereka tetap harus bertindak profesional dan tidak bersikap arogan terhadap masyarakat.
“Yang namanya menindak di lapangan itu harus sesuai prosedur. Jangan sampai terkesan semena-mena dan membuat masyarakat merasa terintimidasi. Saya sudah menerima hukuman dari kepolisian, lalu mengapa masih ada petugas yang memperlakukan saya dengan cara seperti ini?” ujarnya.
Lebih lanjut, ia meminta agar Dinas Perhubungan melakukan evaluasi terhadap perilaku petugasnya, terutama yang bertugas di lapangan. Menurutnya, kejadian seperti ini bisa merusak citra Dishub di mata masyarakat jika tidak segera diperbaiki.
“Jika ada petugas yang bertindak arogan, seharusnya ada evaluasi dan pembinaan. Jangan sampai masyarakat menjadi takut atau tidak percaya lagi dengan petugas yang seharusnya mengayomi mereka. Saya harap kejadian ini bisa menjadi perhatian bagi pihak terkait,” tambahnya.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Perhubungan belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini. Namun, publik berharap adanya langkah konkret dari pihak berwenang untuk menindaklanjuti laporan ini dan memastikan bahwa penindakan di lapangan dilakukan secara adil dan profesional.
Diharapkan juga adanya sosialisasi dan pelatihan bagi para petugas di lapangan agar mereka dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik, tanpa menimbulkan kesan intimidasi atau perlakuan tidak adil terhadap masyarakat.
Komentar