Suara Abisay B Rollo adalah Suara yang Menjajah Rakyat Papua Barat

Suara Abisay B Rollo adalah Suara yang Menjajah Rakyat Papua Barat

Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman

…bahwa tidak ada demo, tidak ada palang kota ini, karena yang biasa palang dan demo itu bukan Port Numbay, bukan orang pantai, ini orang-orang gunung ini, ini harus saya sampaikan, supaya kita tahu persis, bahwa yang buat segala macam persoalan di kota ini, ini, bukan orang-orang Port Numbay, saya suruh buat surat perjanjian, supaya kita tahu persis kalau orang Port Numbay di 10 kampung ini, kampung adat, tidak ada demo di kota ini, siapa demo kota ini, kita kembali, pak Kapolres dan pak Dandim, semua kita kembalikan ke kampung masing-masing….” (Ondoafi Abisay B. Rollo, Walikota Jayapura, 17 Juni 2025).

Penguasaan yang menduduki dan menjajah rakyat Papua Barat senang dan bangga karena sudah ada Juru bicara mereka untuk memecah-belah rakyat dan bangsa Papua Barat.

Yang lebih merasa sukses dan senang ialah aparat keamanan Indonesia, terutama militer Indonesia. Karena siasat mereka sudah berhasil yaitu Abiay B Rollo (ABR) selalu menjadi juru bicara adu-domba dikotomi orang-orang pantai dan gunung.

Pada 10 September 2019 di Istana Negara RI, Ondoafi ABR pernah kasih Tanah di Koya Timur kepada Ir. Joko Widodo untuk membangun kantor ibu kota Negara Indonesia.

ABR juga baru-baru ini, pada 22 Mei 2025 pulangkan 19 orang warga Papua New Gunia (PNG) dari Jayapura.

“Sekarang saya tahu, Benhur Tommy Mano dan Abisai Rollo membenci orang-orang gunung dan suruh kami pulang atau kembali ke gunung. Boleh saja. Tapi, syaratnya, BTM dan ABR suruh orang-orang pendatang yang sudah anak pinak dan menguasai Tanah Tabi ini disuruh pulang ke kampung mereka dari Tanah Tabi. Kami bukan orang orang pendatang, kami bukan tamu, atau kami bukan anak tiri. Kami anak sulung dari Tanah ini. Kami punya hak untuk hidup dan tinggal di Tanah Tabi. Ini Tanah leluhur kami”. (17 Juni 2025).

Saran saya kepada Saudara Ondoafi Abisay B. Rollo sebagai berikut:

1. Tolong urus Tanah-tanah Port Numbay yang dibeli oleh orang-orang pendatang dengan harga murah.

Contohnya: Tanah di Halte Camp (Holtekam) jalan Poros dibeli oleh pendatang dengan harga murah.

Ironis, sekarang mereka menjual tanah itu kepada pembeli tiap Cavlen dengan harga Rp 75.000.000.

Bukti pelepasan Tanah Ribuan Hektar sebagai berikut:

“Pada Rabu, 29 Januari 1992, Marthinus Mujimin Werare anggota TNI-AD melepaskan tanah kepada DG Ronrong Swasta di Pantai Abe. Tanah seluas 5 hektar ini di dilepas ke orang-orang pendatang”.

2. Saudara Ondoafi ABR selama 2 periode menjabat Ketua DPR Kota, apakah Saudara pernah buat peraturan untuk melindungi tanah-tanah Port Numbay yang justru secara masif dan besar-besaran dijual?

3. Saudara Ondoafi ABR sebagai Walikota berbicara ulang tentang status Tanah yang ini dan buat Peraturan Pemerintah yang bisa melindungi tanah Port Numbay.

4. Saudara Ondoafi ABR, saya mau sampaikan: pada saat pemilihan Walikota, kami rakyat “gunung” yang Anda benci dan usir ini, kami memilih Saudara menjadi Walikota dengan dasar, kami hargai dan hormati sebagai anak Adat Port Numbay. Kalau tidak, pada 27 November 2024 yang seharusnya kami pilih Saudara John Rouw Banua. Contoh basis-basis orang gunung (Lapogo dan Meepago) ABR dan Rustam menang.

Kesimpulannya, ABR jangan main-main dengan kami orang-orang gunung dari LAPAGO dan MEEPAGO. Jangan usir kami dari tanah leluhur kami. Usirlah orang-orang yang mengeruk kekayaan Tanah Port Numbay dan menghancurkan budaya kami.

Ingat! Kami tidak akan pernah pergi dari Tanah Port Numbay, Tanah Tabi. Di sini, Tanah leluhur kami. Kami punya hak tinggal, hidup dan berkarya dari Tanah leluhur Port Nunbay, Tanah Tabi.

Penulis adalah Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP); Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC); Anggota Konferensi Gereja-Gereja Pasifik (PCC); dan Aliansi Baptis Dunia (BWA).

Tuliskan Komentar

Komentar