Harmoninews.com (Jakarta Pusat) – Upaya tawuran antar-remaja kembali digagalkan oleh jajaran kepolisian di Jakarta Pusat. Dua remaja berinisial RM (15) dan RF (14) diamankan saat membawa senjata tajam jenis celurit di kawasan Kampung Rawa, Johar Baru, Minggu (28/9/2025) dini hari. Keduanya diduga hendak melakukan aksi tawuran yang telah direncanakan melalui media sosial.
Penangkapan bermula saat Unit Reskrim Polsek Johar Baru melakukan patroli cipta kondisi di kawasan rawan tawuran. Ketika melintasi Gang T, Jalan Kampung Rawa Sawah, petugas mencurigai sekelompok remaja yang sedang berkumpul. Sebagian langsung melarikan diri, namun dua remaja berhasil diamankan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menegaskan komitmennya dalam memberantas aksi kekerasan jalanan, terutama yang melibatkan anak-anak. Ia juga menyampaikan pesan yang lebih humanis dan menyentuh bagi para orangtua dan masyarakat luas.
Menurut Susatyo, setiap anak sejatinya berhak atas masa depan yang cerah, bukan dipertaruhkan dalam aksi kekerasan di jalanan. Ia menegaskan bahwa kehadiran polisi bukan hanya sebagai penegak hukum, tetapi juga pelindung generasi muda. Ia juga mengimbau para orangtua agar lebih peduli terhadap aktivitas anak-anaknya, terutama saat malam hari, agar tidak terseret pergaulan yang salah.
Dari hasil penggeledahan di lokasi, petugas menemukan dua bilah celurit. Satu disembunyikan di bawah sepeda motor, sementara satu lagi ditemukan di dalam got, dibungkus menggunakan tas merah.
Kapolsek Johar Baru, Kompol Saiful Anwar, menjelaskan bahwa kedua remaja tersebut telah mengakui bahwa celurit itu adalah milik mereka dan akan digunakan untuk tawuran. Rencana itu, kata Saiful, sudah dirancang sebelumnya melalui komunikasi di media sosial Instagram.
Kini kedua remaja tersebut diamankan di Polsek Johar Baru dan dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa hak. Ancaman hukumannya cukup berat, yakni pidana penjara maksimal 10 tahun.
Meskipun keduanya masih berstatus sebagai anak di bawah umur, proses hukum tetap berjalan sesuai dengan sistem peradilan anak, dengan tetap mengedepankan perlindungan hak dan pendekatan pemulihan selama penyidikan.
(Humas Polres Metro Jakarta Pusat)
M.NUR
Komentar