Perbaiki Layanan, BGN Gelar Bimbingan Teknis 3.300 SPPG di Sumatera Selatan

Harmoninews.com, Palembang – Guna mencegah kejadian seperti keracunan makanan, makanan basi, BGN menggelar bimbingan teknis untuk 3.300 penjamah makanan dari 67 SPP yang ada di Sumatera Selatan.

Sebagai ujung tombak dari suksesnya Program MBG, satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di Sumatera Selatan yang berjumlah sebanyak 3.300 pekarja dari 67 mengikuti bimbingan teknis terkait kualitas dan kelancaran program MBG dari persiapan, proses produksi, pemorsian, distribusi, dan kegiatan akhir yang berjalan terus menerus. Mereka mendapat arahan terkait kesehatan, keamanan dan higienitas makanan.

Dalam sambutannya, Wahyu Widisetyanta, Direktur Wilayah I Kedeputian Bidang Penyediaan dan Penyaluran Badan Gizi Nasional mengatakan kegiatan bimtek penjamah makanan program MBG untuk menyosialisasikan standar operasional prosedur (SOP) yang harus dilakukan para pekerja di dapur.

“Dalam bimtek ini, mereka kita ajarkan soal kualitas pengolahan makanan, persiapan, pemorsian, distribusi, hingga kegiatan akhir, semua itu sudah dibakukan dalam SOP, bimtek ini juga sebagai sarana sosialisasi agar pelaksanaan di lapangan oleh SPPG tidak keluar dari SOP yang sudah dibakukan. Baik dalam penyiapan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan hingga di antar ke sekolah. Bimtek di Sumsel kita lakukan untuk 67 SPPG atau untuk 3.300 orang yang bertugas di dapur untuk tahap awal ini selama 2 hari,” ujar Wahyu, Minggu (18/5/2025).

Dalam kegiatan itu, para narasumber yang dihadirkan berasal dari Dinas Pendidikan, persatuan ahli gizi Indonesia (Persagi), akademisi, BPOM, himpunan ahli kesehatan lingkungan Indonesia (HAKLI), dan dinas ketenagakerjaan. Kegiatan untuk 67 SPPG itu digelar di 5 lokasi di Kota Palembang.

“Materi yang disampaikan pata narasumber bertujuan agar mereka dapat melaksanakan tugas sebagai pejuang pembangunan gizi anak-anak bangsa. Sehingga mereka perlu dibekali pengetahuan,” ungkapnya.

Bimtek itu sekaligus menjadi upaya BGN mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya tak ingin lagi kecolongan adanya kejadian keracunan makanan dalam beberapa waktu terakhir.

“Kita tak ingin lagi ada kejadian lauk yang tidak terjaga dengan baik, berbau dan hal-hal lainnya. Penanganan ayam, daging, ikan, sayur-sayuran, dan buah-buahan harus sesuai SOP. Mudah-mudahan dengan bimtek ini kejadian-kejadian yang tidak diinginkan tersebut bisa kita zero-kan. Insyaallah tidak ada lagi kasus-kasus jika bekerja sesuai SOP,” katanya.

Katanya, 67 SPPG yang sudah berdiri di Sumsel sejak Januari-Mei akan terus diawasi oleh pihak-pihak terkait. Mulai dari ahli gizi yang memantau kandungan gizi pada makanan, asisten lapangan yang meminitor kegiatan harian di dapur dan lainnya.

“Termasuk inspektorat pemantauan dan pengawasan dari BGN untuk memastikan bahan makanan, pengolahan makanan, dan proses lain-lainnya berjalan dengan baik dan sesuai SOP. Bahkan, sebelum SPPG didirikan, kita juga akan memastikan air yang dipakai apakah itu dari sumur atau PDAM sesuai ketentuan, ada uji laboratorium yang dilakukan,” terangnya.

Dia menambahkan, terhadap kasus siswa diduga keracunan yang terjadi beberapa waktu terakhir, tindakan terhadap SPPG dilakukan bertahap. Diawali dengan teguran hingga penindakan.

“Itu (kasus-kasus) terus kita evaluasi, sehingga ada perbaikan-perbaikan untuk ke depannya,” tukasnya.

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan Sumsel Awaludin mengatakan bimtek yang digelar untuk meningkatkan kualitas MBG di Sumsel. Terlebih MBG akan diterapkan kepada seluruh siswa di Sumsel secara bertahap.

“Kita terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi MBG. Tiap sekolah juga ikut membantu pendistribusian ke kelas, mengumpulkan ompreng dan lainnya. Kita juga mengevaluasi jika ada keterlambatan pengantaran. Komunikasi terus kita lalukam agar progra berjalan sesuai harapan,” terangnya.

Tuliskan Komentar

Komentar