Pelaku Sejarah Alus UK Murib: Bupati Puncak Sosok yang Berkomitmen

Harmoninews.com, Ilaga – Demonstrasi mahasiswa asal Kabupaten Puncak di dua kota yaitu Kota Jayapura dikediaman Bapak Bupati Puncak di Kota Jayapura dan rumah Sekda Puncak di Kota Nabire menjadi sorotan publik. Para mahasiswa menilai Bupati Puncak tidak mampu menunaikan visi dan misi serta janji-janjinya selama kampanye Pilkada 2024, termasuk dalam bidang pendidikan.

Menanggapi hal tersebut, Alus UK Murib Murib, S.E Dalam keterangannya kepada pers, Kamis (24/7/2025) menjelaskan bahwa Pak Bupati Puncak baru menjabat sekitar 8 bulan dan sudah mulai terlihat hasilnya, banyak kemajuan terutama di sektor pendidikan.

“Pak Bupati ini sangat berkomitmen pada visi dan misinya, apalagi disektor pendidikan, sebab ia pelaku sejarah yang terlibat langsung dalam lahirnya kebijakan pendidikan “beasiswa” di Kabupaten Puncak Jaya yang diluai sejak tahun 2002 sampai sekarang ini,” tegasnya.

“Perjuangan mahasiswa itu sah, tapi mari kita pahami dulu konteksnya. Jangan sampai semangatnya baik tapi caranya salah. Pemerintah daerah terus bekerja dengan komitmen untuk memajukan dan mensejahterakan masyarakat Puncak,” ujarnya

Kembali pada pendidikan, Alus UK Murib yang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Puncak Jaya periode 1999–2004 menegaskan bahwa pemberian beasiswa sebenarnya tidak ada dalam Otsus dan Perda, ini hanya bentuk kebijaksanaan antara DPRD dan Bupati Puncak Jaya saat itu almarhum Elieser Renmaur. Tujuannya untuk membantu dan memudahkan para anak-anak dari Puncak Jaya dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

“Saya tahu persis mengapa kebijakan beasiswa ini dilahirkan. Tahun 2002, bersama almarhum Mesak Kogoya selaku Ketua DPRD dan Pak Elvis Tabuni yang sekarang menjabat Bupati yang saat itu menjabat Ketua Komisi D, kami mengajukan rancangannya kepada almarhum Elieser Renmaur, Bupati Puncak Jaya saat itu dan kemudian disetujui bahwa beasiswa akan diberikan kepada semua anak-anak Puncak Jaya,” ungkapnya

Ia menyebut kebijakan tersebut muncul seiring bergulirnya dana Otonomi Khusus (Otsus) di tahun 2001, dimana Kabupaten Puncak Jaya saat itu menerima alokasi anggaran sekitar Rp 9 miliar. Dana ini sebagian digunakan untuk pendidikan dan sebagian lagi untuk membiayai sektor-sektor penting lainnya, seperti insentif bagi hamba-hamba Tuhan, yakni pendeta dan gembala yang berperan besar dalam kehidupan sosial masyarakat di wilayah pegunungan.

Alus juga menegaskan setelah pemekaran 2008, dimana Kabupaten Puncak berdiri sendiri pemberian beasiswa kepada semua anak-anak Puncak terus berjalan hingga kini yang dibiayai APBD Puncak. “Dan di Papua tidak ada kebijakan seperti ini, hanya kami di Puncak, belakangan ada satu atau dua kabupaten lain yang mencontohnya,” imbuhnya

Padahal menurut Alus kebijakan yang diambil saat itu tidak ada keharusan sebab UU Nomor 21 Tahun 2001 tentan Otonomi Khusus maupun PP tidak ada penjelasan yang mewajibkan itu. Ini hanya inisiatif kebijakan antara pemerintah daerah dan DPRD saat itu sehingga sewaktu-waktu bisa dihapuskan tergantung pada kepala daerah bersama DPRD.

Pak Bupati Puncak saat ini sangat berkomitmen dan terus menjalankan agenda Membangun Daerah yang Adil, Mandiri, Damai, dan Sejahtera sebagaimana visinya. Dan dalam sektor pendidikan, ia berhasil yang dibuktikan dengan mengirimkan 123 mahasiswa ke Pulau Jawa pada 6 Juni 2025 melalui kerja sama dengan Yayasan Binterbusih.

Alus UK Murib bahkan mengapresiasi semangat dan kepedulian Pemkab Puncak karena hari Selasa kemarin (22/7) menggandeng Yayasan Maga Edukasi Papua untuk melaksanakan proses rekrutmen dan seleksi beasiswa luar negeri. “Apa yang dilakukan Bapak Bupati Puncak saat ini melalui program Beasiswa Puncak Cerdas adalah visi kepemimpinan yang luar biasa dengan menjadika pendidikan menjadi pondasi utama untuk pembangunan yang baik dan berkelanjutan,” terangnya.

Beliau Bupati Puncak adalah tokoh politik senior dan bahkan kepala suku besar. Jadi sepatutnya kita mendukung beliau dengan visi dan misinya yang bagus.

“Oleh karenanya, demonstrasi di rumah Bupati Puncak adalah tindakan yang tidak beretika, sebab beliau adalah tokoh yang sangat berkomitmen dan pekerja keras serta konsisten dengan janjinya dan ini terbukti dari rekam jejaknya memperjuangkan lahirnya beasiswa di tahun 2002,” ungkap tokoh senior politik Puncak ini.

“Kalau mahasiswa, terus melakukan demonstrasi, beasiswanya akan dicabut,” tutupnya.

Tuliskan Komentar

Komentar