Harmoninews.com, Jakarta – Proses pemulangan jemaah haji Indonesia akan dimulai pada 22 Juni 2024. Hal ini menandakan proses penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445H /2024 telah usai.
Ketua Umum Indonesia Council of Youth Development (ICYD) Budy Sugandi memberikan apresiasi atas kelancaran penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Menurutnya, hal ini tak lepas dari peran pemerintah Indonesia dalam mensukseskan penyelenggaraan ibadah haji.
“Saya melihat pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar. Ada banyak kebijakan dan inovasi yang diterapkan oleh Kementerian Agama. Jadi tidak berlebihan kalau banyak yang menilai pelaksanaan haji tahun ini terbaik sepanjang sejarah,” ucap Budy Sugandi, di Jakarta, Jumat (21/6/2024).
Menurut Budy, peran dan reputasi petugas haji Indonesia selama ini sangat baik diakui oleh otoritas Arab Saudi sehingga hampir setiap tahun mendapat apresiasi khusus karena mampu membawa ratusan ribu jemaahnya tertib dan ramah.
Selain itu, menurut Budy, setidaknya ada tiga faktor suksesnya penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Yaitu penerapan skema murur, penguatan koordinasi lintas pihak, serta penyiapan kesiagaan petugas haji.
“Kemenag memberlakukan skema murur saat Mabit di Muzdalifah. Skema ini sangat bagus karena mempermudah jemaah haji risiko tinggi, lanjut usia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan para pendampingnya,” terangnya.
Pergerakan jemaah dari Arafah dan Muzdalifah ke Mina ini sangat krusial sehingga jika ini dilaksanakan dengan lancar maka prosesi ibadah juga akan sangat membantu, ujarnya.
Mabit di Muzdalifah dengan cara _murur_ adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jemaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.
“Penerapan skema murur berhasil mengurangi kepadatan di Muzdalifah. Hal ini berdampak juga pada percepatan pergerakan jemaah dari Muzdalifah ke Mina,” tambahnya.
Begitu juga dengan mobilisasi jemaah haji, hal ini tentu menjadi faktor sukses penyelenggaraan ibadah haji.
“Arafah, Mina dan Muzdalifah sepenuhnya menjadi kewenangan otoritas Arab Saudi. Oleh karena itu, penguatan koordinasi PPIH dengan pihak Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Naqabah dan pihak Masyariq menjadi sangat penting,”terangnya.
Faktor lain dari suksesnya penyelenggaraan ibadah haji yaitu kesiapan petugas haji.
“Ribuan petugas yang diterjunkan untuk membantu jemaah sangat meringankan jamaah selama prosesi ibadah haji. Kemenag bekerja profesional,” ujarnya.
Menurut Budy, Para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang telah disiapkan untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji selama di Arafah, Mina dan Muzdalifah, termasuk memastikan ketersedian air minum dan mengatur pergerakan jemaah saat kedatangan di Armuzna tentu sangat bermanfaat.
“Kami ikut mendoakan, semoga mereka semua bisa kembali ke Tanah Air dengan predikat haji mabrur mabruroh, serta berkumpul dengan keluarganya dalam keadaan sehat. Aamiin,” pungkasnya.