Kementerian Agama Kab. Banjarnegara Fokus Turunkan Stunting, Sukseskan Prioritas Aktual Presiden

Harmoninews.com, Banjarnegara –
Masalah stunting dan pernikahan anak menjadi persoalan pelik di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Banjarnegara. Kedua masalah ini bukan sekadar statistik, melainkan merupakan cerminan permasalahan kesehatan dan sosial yang terjadi di masyarakat.

Stunting tidak hanya mengacu pada pertumbuhan fisik yang terhambat pada anak-anak, tetapi juga mempengaruhi perkembangan kognitif, kemampuan belajar dan masalah kesehatan jangka panjang. Pernikahan usia anak, yang sering kali dipicu oleh faktor sosial-ekonomi dan budaya, merupakan pelanggaran serius terhadap hak-hak anak. Pernikahan usia anak tidak hanya merampas masa kecil mereka, tetapi juga meningkatkan risiko kesehatan fisik dan mental, serta menghambat kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Anak-anak yang lahir dari ibu muda yang belum matang fisik dan mentalnya cenderung memiliki risiko stunting yang lebih tinggi. Kombinasi dari kesehatan yang buruk dan akses terbatas terhadap sumber daya yang memadai menciptakan spiral negatif yang sulit untuk diputuskan.

Merespon kedua persoalan pelik tersebut, Kantor Kementerian Agama Banjarnegara ikut mensukseskan program actual Presiden dengan lahirnya inovasi Kopi Seceting (Komunitas Penyuluh Agama Islam Serius Cegah Stunting). Melalui gerakan yang masif, para Penyuluh Agama Islam di Kabupaten Banjarnegara turun langsung ke masyarakat untuk mengatasi persoalan stunting dan maraknya pernikahan anak. Data menunjukkan pada tahun 2022, angka prevalensi stunting di Kabupaten Banjarnegara mencapai 22,2 persen dan terjadi 667 kasus perkawinan anak.

Kopi Seceting merupakan Inovasi Unggulan Kantor Kementerian Agama Banjarnegara dengan melibatkan 179 Penyuluh Agama Islam, terdiri dari 160 Penyuluh Agama Islam Non PNS dan 19 Penyuluh Agama Islam Fungsional yang tersebar di 20 kecamatan. Para Penyuluh Agama Islam yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara ini turun langsung ke masyarakat untuk mengatasi persoalan kesehatan dan sosial yang ada di wilayah kerjanya.

Karsono Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Banjarnegara menjelaskan, Metode yang digunakan mulai dari bimbingan pada majelis taklim hingga penyuluhan ke sekolah-sekolah. Berbagai metode ditempuh agar bisa menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

“Penyuluh Agama Islam juga memberikan bimbingan perkawinan calon pengantin dengan materi mengenai ketahanan keluarga dan kesehatan reproduksi. Sementara untuk sasaran remaja, Penyuluh Agama Islam memberikan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) ke sekolah-sekolah untuk mensosialisasikan pendewasaan usia nikah dan mencegah kenakalan remaja. Selain itu, para Penyuluh juga memberikan Bimbingan Remaja Usia Nikah (BRUN) dengan sasaran remaja usia nikah yang belum mendaftar nikah dan sudah tidak bersekolah dan mempersiapkan kehidupan berkeluarga yang baik,”terangnya.

Kopi Seceting dapat efektif mencapai target menurunkan angka stunting di Banjarnegara karena Penyuluh Agama berkolaborasi dengan para bidan desa dalam memberikan penyuluhan untuk ibu hamil, kelas ibu dan balita serta Posyandu Remaja. Tak hanya melalui pertemuan tatap muka, Penyuluh juga membuat konten edukatif bertemakan penurunan angka stunting dan pencegahan pernikahan anak serta membuat iklan layanan masyarakat. Penyuluh Agama juga melakukan konseling kepada pasangan di bawah umur dan orang tuanya agar menunda pernikahan hingga usia nikah. Tujuannya agar anak dan orang tua merubah niat untuk menunggu usia menikah yang dipersyaratkan dalam undang-undang perkawainan usia 19 tahun. Jika calon pengantin bersikukuh melangsungkan pernikahan, maka disarankan untuk menunda kehamilan sampai pada usia yang matang bagi calon istri.

Data menunjukkan setelah Kopi Seceting digencarkan, angka prevalensi stunting pada tahun 2022 sebesar 22,2 % turun sebesar 5 % menjadi 17 % pada 2023. Capaian ini lebih tinggi dari target provinsi sebesar 3,5%. Kasus pernikahan anak juga menurun, pada 2022 sebanyak 667 kasus menjadi 585 kasus pada 2023. Sedangkan di tingkat provinsi Jawa Tengah, Banjarnegara menduduki peringkat kedua dalam kinerja stunting, yang mana salah satu aspek penilaiannya yaitu inovasi Kopi Seceting. Keberhasilan Kopi Seceting mendapat apresiasi dari Pemkab Banjarnegara yang menganugerahkan apresiasi dan penghargaan dari Pj Bupati Banjarnegara. Kopi Seceting juga dijadikan inovasi unggulan pada penilaian kinerja stunting Kabupaten Banjarnegara berturut-turut dari tahun 2022 hingga sekarang.

Kopi Seceting mendapatkan apresiasi dari Pj. Bupati Banjarnegara (Bupati Banjarnegara, Triharso Widi Rahmanto) berupa piagam penghargaan diterima Kepala Kementerian Agama Kabupaten Banjarnegara Karsono.