Kebenaran yang Dilarang: Ketika Buku Bicara
Oleh Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman
Kebenaran dan kekuatan dari buku ini meyakinkan saya bahwa perjuangan orang-orang Papua benar.”
Mari, kita belajar dari komentar para pembaca buku ini yang distigmakan dan dilabelkan negatif oleh negara melalui Kepolisian Indonesia dan DPR RI sebagai Kelompok Kriminal Politik (KKP) yang sangat berbahaya.
Setelah saya membagikan gratis buku “Mengapa Mereka Ditolak Dari Tabah Leluhurnya?” sebanyak 5.000 buku dan para pembaca hampir 99,9 % memberikan respon positif. Artinya buku ini disambut hangat oleh semua pembaca.
Saya terinspirasi untuk melakukan hal yang sama, yaitu membagikan gratis buku “Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua” sebanyak 7.000 buku kepada siapa saja.
Respon dan tanggapan buku terus mengalir deras dari para pembaca buku “Prabowo dan Tantangan Penyelesaian Konflik Papua” yang hampir 99,9% mendukung isi dari buku ini.
Beberapa komentar para pembaca dari orang-orang bernurani luhur dan beriman sebagai berikut.
“Dengan membaca buku ini pikiran saya terbuka dan saya belajar dari seorang tokoh Kristen Papua yang pintar, saya seorang Muslim (oleh Sodik).
“Kekuatan buku ini terletak pada fakta dan data serta kejujuran dalam menulis sehingga buku ini adalah jawaban terhadap masalah kita.”
“Agak susah solusi atau cara yang diulas oleh Gembala Yoman, sebab ini berhubungan dengan kepentingan negara, tetapi selalu ada mujizat dan ini solusi bermartabat dan intelektual.”
“Buku ini berisi esai-esai yang bagus, dimana penulis mencoba membangun jembatan emas dengan cara bermartabat agar menghindari jatuh korban. Fakta yang tidak bisa dielakan.”
Saya menilai Pak Yoman adalah seorang ahli bedah yang mumpuni, mencoba untuk membedah peristiwa Papua secara baik. Bahwa masalah Papua tidak harus diselesaikan dengan kekerasan dan konflik. Kekerasaan dan konflik jatuhnya barbar. Yang tidak berdosa menjadi korban.”
“Seorang hamba yang benar-benar menyambung lidah Allah. Yang salah diperbaiki, ditegur dan dinasehati, yang benar diakui. Maka borok busuk yang diciptakan atas nama negara segera dihentikan.”
“Buku ini mencoba mengangkat realitas yang sebenarnya tentang apa yang dikerjakan dan apa solusinya. Apakah Prabowo bisa seperti yang penulis harapkan hanya Tuhan yang tahu.”
“Kemarin sore saat bapak pulang, orang-orang berdatangan untuk cek buku tapi sudah habis. 80 buku yang bapak titip sekejap habis. Terlebih orang pendatang tertarik untuk tahu konflik di Papua dan cara penanganannya. Apa lagi buku ini ditulis oleh tokoh agama Kristiani.”
“Seorang tokoh nasrani menulis dengan jernih apa yang dialami oleh orang Papua dan apa yang beliau alamai. Masyaallah..berani benar hambanya ini menulis.”
“Beliau sedang melakukan diagnosa terhadap panyakit yang mengeroti tubuh, yakni tanah papua. Virus yang didiagnosa itu namanya sejarah kelam Bangsa Papua sejak Papera 1969 sampai detik ini. Rentetan kekerasan dan berbagai hal atas nama negara terus terjadi, maka beliau ingin menghentikan pendarahan itu dengan sebuah bedah oprasi yang baik dan penuh manusiawi”.
“Tertarik membaca buku ini, sampai lupa bahwa saya sedang bekerja melayani orang. Menarik walaupun jujur saja saya baca agak tidak nyaman sebab berhubungan dengan kekerasan aparat negara atas tanah ini. Terlalu jujur tokoh nazroni ini menulis tetapi lebih baik sangat jujur agar diagnosa tepat. Anda ke dokter, ketika di tanya bagian mana yang sakit anda tidak bisa sembunyikan sebab kalau sembunyi dokter tidak bisa lekukan diagnosa dengan baik, dan juga bisa salah kasih obat maka Anda akan semakin parah. Sama seperti apa yang hendak diselesaikan dalam tulisan ini.”
“Lama sekali sejak semalam, saya berpikir tulisan ini dibuat oleh hamba “gila” sebab mengambil jalan yang tidak biasa di Papua. Orang-orang sudah antipati terhadap upaya penyelesaian Papua tetapi dalam antipati itu kita dikuatkan oleh seorang yang berlidah emas dan berlian. Ide yang brilian.” (oleh Manseren Ifnaok)
“Saya kaget dan tersentak membaca ini. Saya hidup di Papua tetapi kurang memahani persoalan sebenarnya. Saya berpikir OPM jahat ternyata kebijakan Negara dan tindakan aparat negara berlebihan dan diluar nalar kemanusiaan. Buku yang bagus membuat kita pusing berpikir agar kita sehat.”
“Kami hanya mencari sesuap nasi diatas tanah ini, kami kadang juga bingung dengan situasi apa yang salah dengan semua ini? Ternyata jawaban saya dapat dalam buku ini.”
“Menelusuri buku ini, seakan membawa saya untuk melewati setiap jalan di hutan rimba masalah Papua, kita tidak tahu ujung jalan dan apa yang terjadi tetapi dengan membaca buku ini saya dapat tercerahkan dan jalan itu saya dapati ujungnya. Cukup lama saya hidup di Biak tapi saya baru dapat buku ini. Apa karena tidak ada toko buku ya. Salut untuk penulis.”
“Siapapun boleh tidak setuju isi buku ini, tetapi berikanlah alasan letak ketidaksetujuaan itu lalu tawarkan ide untuk penyelesaian masalah Papua. Perang sudah dan sedang, demo apa lagi tetapi solusi seperti ini masih langka. Jadi setuju.”
“Saya sungguh tercenggang membaca keberanian sekaligus kejujuran pak pendeta ini. Saya lihat di Papua orang kadang takut atau malu atau tdk berani tegur pejabat secara terbuka. Ngumpet di belakang sajs. Ini cara pikir dan tindakan yang benar. Sebagai orang Jawa ini saya apresiasi.”
“Kita belajar dari seorang yang tidak berteori artinya tidak menulis sesuatu yang tidak dia rasakan. Banyak orang menulis dengan mengutik tulisan orang lain tetapi beliau ini menulis Orisinil. Maka tulisan itu benar hidup dan memberi tahu banyak fakta terlabih kami yang pendatang untuk tahu gambaran soal masalah Papua yang problematik.”
“Ini bukan sejarah lengkap Sejarah Papua, tetapi mengisi beberapa catatan mengenai tindakan Negara lewat anasir-narasinya bertindak diluar kemanusiaan, penguasaan SDA dan tindakan kekerasaan aparat atas nama negara membuat masyarakat semakin apatis. Ditengah kondisi seperti itu buku ini hadir untuk menberikan solusi.”
“Ketika menerima buku ini, saya berpikir penulis sedang mengulas sejarah hidup Prabowo, ternyata isinya lebih mendalam dari apa yang saya pikir. Menyodorkan beberapa peristiwa yang menyesakan hati, pilu dan lara. Saya mengerti sekarang bahwa penulis meletakan harapan pada Presiden kiranya menyelesaikan masalah Papua secara baik dan bermartabat.”
“Penulis buku punya keberanian untuk menulis hal yang belum tentu ditulis oleh orang lain. Beliau pasti akan dianggap kontoversi dalam kaca mata Pilkada. Tetapi, saya yakin beliau konsisten dengan apa yang telah beliau tulis.”
“Ini pendeta kontroversi, membingungkan kawan, merangkul lawan. Para kawan bingung dengan gaya dan keputusan saat ini tapi nanti mereka paham. Lawan dirangkul untuk tujuan mulia bukan demi namanya tetapi demi penyelesaian masalah Papua.”
“Saya ikuti Pdt Yoman ini, awalnya bagus, kritis tetapi semakin kesini semakin ke sana. Membuat kita kehilangan kepercayaan. Selain itu dia tahu siapa Prabowo tapi dia masih mengharapakn? Seperti mimpi saat tertawa.”
“Beliau adalah penulis sederhana yang memiliki visi dan misi besar jauh melebihi orang besar. Hatinya peka utk penderitaan tanah ini, pikirannya memikirkan cara terbaik utk menyelesaikan masalah dengan memakai orang yang dianggap musuh, bukankah Tuhan bisa memakai Koressy untuk memulangkan bangsa Israel? Bisa saja Prabowo jadi Koressy untuk Papua. Buku ini bisa seperti itu.”
“Buku di tulis oleh sahabat semua orang, maka menulis untuk semua orang tidak boleh jadi korban diatas tanah ini. Buku ini menawarkan solusi.”
“Tidak ada sesuatu yang tidak bisa. Tembok Berlin akhirnya Runtuh. Maka tidak salah pak Pendeta menawarkan solusi lewat pak Prabowo Subianto”.
“Kita punya banyak orang pintar tetapi mereka gunakan kepintaran untuk kepentingan sendiri. Kita punya banyak Prof tetapi mereka tidak berani menulis sesuatu untuk tanah ini. Kita punya banyak hamba Tuhan tetapi mereka hanya jago di mimbar itupun penyampaian Firman yang tidak menjawab keluhan OAP. Kita punya satu Gembala sebagai bapak bangsa menulis hati dan air mata kami OAP. Maju terus bapak gembala.”
“Pak Gembala disalah mengerti dalam konteks pemilu hanya karena dia mendukung 02 dan menulis Soal Prabowo. Pada hal dulu hampir tidak ada yang merendahkan dan memepertanyakan integritasnya. Saya mau bilang pak Sokrates ahli mengunakan metode dalam menulis.”
“Kalau tidak menulis maka banyak hal akan hilang. Kita mudah ditipu dan kebenaran mudah di bolak balik. Penulis menulis sesuatu yang sangat berharga sebab buku ini akan terus bersuara bagi semua yang baca.”
“Ada yang menulis soal Papua tetapi kemudian berhenti. Ada yg bersuara tetapi kemudian diam. Pak Gembala adalah orang yang produktif menulis sekaligus orang yang tidak bisa dibungkam suaranya. Harga diri dan martabat sebagai pribadi yang merdeka terjaga ini terbaca dalam buku ini.”
“Buku ini adalah jembatan emas yang dibangun dengan kesadaran bahwa menyelesaikan soal Papua dengan komunikasi yang bermartabat dan saling menghormati itu penting. Potret dari seoarng hamba yang berwawasan luas dan berbudi luhur tercermin dalam buku ini”.
‘Kalau ada istilah mulutmu harimaumu maka buku ini mencerminkan pribadi seorang penulis yang cerdas seperti harimau yang mengaum untuk melindungi bangsanya.”
“Tokoh Nasrani Papua ini membuka mata dan hati kami, kami bisa paham situasi Papua. Untuk masyarakat biasa maka menulis dengan bahasa sederhana dan buku tipis itu sangat menolong. Sebab kalau terlalu ilmiah kita biasa kurang paham dan tidak minat apalagi kalau tebal baru lihat saja sudah malas. Saran saya kalau pak menulis dengan buku yang tipis akan menarik bagi orang yang malas membaca.”
“Cara yang jitu untuk membuat masyarakat mengetahui banyak hal soal Papua adalah dengan cara berani mengorbankan keuntungan dengan membagi buku gratis sebab masyarakat bisa membaca tapi malas membeli maka cara pak gembala Yoman adalah terbaik. Dia menularkan” virus” pengetahuan untuk sesama. Membaca buku ini terdapat harapan yang besar agar penyelesaian masalah Papua dilakukan secara bermartabat”.
“Bapak Gembala adalah seorang yang jujur dan konsisten dalam perjuangan. Dia memilik banyak metode sehingga banyak orang yang bingung. Contoh beliau menulis buku Prabowo ini. Isinya tidak melulu Prabowo tetapi memaparkan masalah Papua dan kemudian timbul harapan agar presiden terlibat menyelesaikan soal ini”.
“Sebagai orang pendatang, pertama saya baca judul buku saya senang dan saya pikir ini tentang Prabowo dan perjalanan hidupnya. Tetapi saat saya baca dengan serius saya tersentak, antara mau lanjut baca atau tdk mau baca. Alasannya adalah berisi tindakan aparat dan sikap negara yang dikategorikan sebagai pelanggaran HAM. Sebagai orang asli Indonesia saya pikir untuk apa saya baca buku ini? Antara percaya dan tidak tetapi hati saya kemudian tertekan secara positif bahwa inilah yang sudah dan sedang terjadi di Papua. Mungkinkah lebih baik Papua lepas untuk merdeka bebas sama seperti kita.”
“Kaget, senang, apa benar seperti yang penulis uraikan? Saya berhenti membaca dan cari nama penulis di belakang buku. Saya temukan dan saya pikir tidak mungkin dia berpropoganda tetapi ini rill. Yang ingin saya tahu adalah perjalanan Prabowo tetapi yang saya baca adalah sejulah memori kekerasan atas nama negara, persekusi dan salah mengdiagnosa masalah Papua..Luka sudah busuk tapi solusi ini bisa mengobati.”
“Judulnya Prabowo dan Tantangan Penyelesaian konflik Papua. Saya mengira buku ini murni mengulas bagaiamana jalan keluar yang bisa Prabowo pakai. Ternyata isinya memperlihatkan situasi dan kondisi Papua dan ada harapan agar beliau menyelesaikannya. Tentu bukan dengan cara senjata tetapi dengsn cara damai. Sudah lama dan saya baru di Papua kurang lebih 2 tahun dan datang dengan pikiran luar akhirnya ya sudah, otak saya terbuka lewat isi buku ini.”
“Kita selama ini menganggap masalah Papua berhubungan dengan ketidakpuasaan orang Papua terhadap pembangunan yang tidak merata. Ternyata dengan membaca buku ini saya jadi paham akar masalahnya.”
“Ketika terjadi penembakan di Papua dan saudara kami sebagai aparat meninggal dunia. Kami menjadi benci, kenapa harus terjadi, menyimak buku ini saya sedikit mengerti walaupun belum sepenuhnya paham. Tapi saya sudah bisa ditolong lewat isi buku ini.”
Sebenarnya kita bisa baca di google dan nonton Yutub soal Papua. Tetapi itu terbatas, buku ini memberikan pertolongan untuk saya membaca setiap waktu bahkan bisa ulang ulang saya baca.”
“Puas membaca buku ini. Selain pemberian cuma-cuma tetapi yang lebih penting isinya yang begitu luar biasa dan berbobot yang ditulis orang memiliki integritas”.
“Semua hal sudah ditulis, tetapi mengusahakan jalan keluar yang diluar kelasiman itulah buku ini. Diluar kelasiman yang dimaksud adalah orang mengharapkan seseorang penumpah darah yang telah menjadi kepala negara untuk menyelesaikan masalah Papua, ini yg luar biasa.”
“Sesuatu yang terpola dalam pikiran saya adalah untuk apa orang Papua mau merdeka? Atau jangan-jangan satu dua orang yang tidak dapat jabatan yang mau merdeka. Ternyata oh seperti fakta-fakta yang di ulas dalam buku ini”.
“Banyak informasi yang kita peroleh lewat buku ini. Bukan hanya masalah pelanggaran hak asasi manusia tetapi kebijakan negara yang kedengaran bermanfaat bagi rakyat Papua tetapi ternyata hanya pepesan kosong. Rakyat menderita.”
“Kalau dulu kita punya Thom Wanggai, sekarang kita punya Socartes Yoman. Dia ini sederhana tapi cerdas, pikiran tajam dan cara berpikir jauh kedepan tapi tidak lupa peristiwa masa lampau.”
“Pendeta gembala Sokrates benar-benar berpikir dengan jernih, sebab masalah Papua ribet dan rumit karena itu tidak bisa pendekatan penakut dan biasa-biasa saja tetapi harus yang gila”.
“Beliau melakukan langkah terobosan yang berani. Kita tidak hanya teriak-teriak demo dan angkat senjata atau urusan ke PBB tetapi penting mengunakan cara yang sudah dipakai pak Sokrates ini. Kita sudah lama bersuara dan terus bersuara. Beliau memberi warisan yang berharga bagi generasi yang akan datang.”
“Sebagai orang bukan Papua, saya paham dan ikut merasakan sekarang bahwa bukan hanya menghilangkan nyawa yang menyakitkan tetapi rasis yang lebih sakit sebab kita telah hidup sebagai bangsa tapi meresahkan seperti bab18. Saya pikir mungkin yang baik mereka merdeka.”
“Sebagai anak asli Papua saya salut dengan tulisan Yoman. Salut karena menulis buku dan membagi gratis kepada kita, dengan demikian kita punya pengetahuan. Ini namanya buku masuk kampung dan masuk rumah. Kita tidak cari tapi buku datang. Terimakasih”.
“Saya pernah dengar buku Prof Drooglever Penentuan Bebas. Pernah saya lihat orang baca tapi terlalu tebal. Buku ini tipis tapi menolong kita untuk memahani perjuangan ini.”
“Pendeta ini ada dukung Mariyo dan Prabowo tapi dia juga tetap kritis. Artinya dia tidak bisa abunawas atau harga dirinya tidak bisa ditukar. Begini boleh”.
“Saya senang dengan paitua ini.Karena banyak yang bicara M lalu dapat tawaran jabatan atau di gertak oleh polisi dan tentara langsung tidak muncul lagi hilang tanpa jejak walaupun masih hidup.”
“Buku yang bagus, menyuarakan suara orang Papua yang secara damai dan bermartabat berjuang untuk ada pengakuan tentang kemerdekaan mereka 1 Desember 1961. Sudah saatnya Presiden RI membuka dialog untuk mencari jalan keluar. Komunikasi secara bermartabat bukan dengan laras senjata.”
“Catatan kritis saya adalah orang-orang pintar atau intelektual Papua harus seperti pak Yoman. Jangan teriak-teriak merdeka lalu pusat tahu, dikasih jabatan dan uang lalu diam. Banyak yang tahu tetapi memilih diam bahkan bersekutu untuk menutup usaha Pak Yoman memberikan alternatif yang baik.”
“Kita butuh pencerahan yang seimbang. Dengan membaca buku ini membantu saya memahami persoalan Papua yang ternyata tidak mudah. Tetapi lebih tidak mudah lagi kalau orang pandai memilih berdiam tidak menulis apapun. Beliau penulis hebat.”
“Pdt Sokrates Yoman benar-benar peka terhadap pergumulan tanah ini. Kepekaan itu diperlihatkan dengan cara mencari alternatif lain agar persoalan Papua diselesaiakan secara baik.”
“Keberanian menulis seperti ini kadang disalah pikir, seakan gembala ini “cari” muka atau cari sesuatu dengan Presiden, tetapi saya percaya beliau tidak mungkin cari jabatan. Yang beliau cari adalah masalah Papua harus diselesaikan dalam komunikasi yang damai dan bermartabat.”
“Saya lebih banyak menonton lewat media, tidak membaca buku, saya juga tidak tertarik mencari buku tetapi ketika saya diberi buku ini gratis maka saya membaca dan menemukan apa yang saya sedang pikirkan mengenai gejolak Papua. Tidak semua kami dari luar bisa memahami situasi Papua secara benar. Buku ini jawabannya.”
“Kebenaran tetaplah kebenaran, kejahatan tetaplah kejahatan. Maka keduanya harus diurus agar yang jahat dihentikan dan kebenaran tegak. Sejarah Papua juga demikian yang penulis tulis ini bagaian dari usaha tegaknya hal yang benar.”
“Ketika saya menerima buku ini, saya tertarik membaca judulnya, ingin tahu bagaimana Presiden melakukan sesuatu untuk Papua. Tetapi saat saya baca isinya memperlihatkan berbagai tindakan negara yang diwakili oleh aparat keamanan, atau kebijakan-kebijakan negara yang mencaplok hak masyarakat dengan kekuatan senjata lebih parah kelompok oportinus melakukan rasis yang merendahkan orang Papua. Pasti penulis tahu orang sudah banyak berjuang dan mencoba cari alternatif, tetapi kali ini penulis fokus kepada Presiden dengan kekuasaan melekat bisa bertindak.”
“Buku yang sangat bermanfaat bagi orang yang punya hati untuk kebenaran dan keadilaan. Saya membaca bahwa menyelesaikan masalah Papua butuh keberanian untuk mengakui sejarah kelam masa lalu barulah masalah Papua dapat diselesaikan. Cara yang salah akan terus menyebabkan Papua membara. Bukan hanya soal kematian secara fisik tetapi termasuk dalamnya rasis yang diulang-ulang. Saya tidak kenal penulis tapi saya berdoa, insyaallah, beliau diberkahi untuk terus menulis dan seperti kata bahasa Arab Iqra artinya bacalah.”
“Kita dibombardir oleh info media yang kadang tidak tahu sumber aslinya. Tetapi membaca buku ini jelas penulis dan sumber asli jelas. Buku ini patut dibaca semua orang, terlebih kami yang dari luar.”
“Saya punya bapak datang sebagai pejuang, kami semua lahir di sini. Dari kami lahir sampai besar kami dengar dan tahu banyak hal soal ketidakadilan atas tanah ini. Saya membaca buku ini membawa saya kembali ke zaman itu dan apa yang dibicarakan dalam buku ini benar. Ada doktrin yang memang sudah ditanam sehingga semau gue bertindak. Allah SWT memberkahimu hambaNya.”
“Sebagai masyarakat biasa, saya mulai gelisah ketika membaca buku ini. Apa gerangan? Sebab apa yang selama ini saya pikirkan sebagai sebuah kebenaran ternyata perlu di pikir ulang. Bahwa Papua bergejolak bukan karena keinginan sekelompok orang tetapi keinginan mayoritas orang asli Papua. Bapak penulis membantu kita untuk memikir ulang apa yang kita pikir sebagai kebenaran selama ini”.
“Ya buku ini memulai dengan ulasan singkat soal Prabowo, selanjutnya mengangkat fakta perbuatan, tindakan negara lewat aparat bahkan sebagian kelompok masyatakat Indonesia yang menaruh kebencian terhadap orang Papua. Saya membaca dan saya merasa bahwa keadilan dan kebenaran itu sebuah ilusi yang diciptakan. Hal ini membangkitkan pandangan kritis yang penuh kasih dari bapak ini. Menulis untuk warisan generasi Papuamu kedepan.”
“Senyap tanpa peluru dan mesiu adalah buku, dengan membaca kita mendapat banyak amunisi yang mendorong kita berpikiran kritis. Kalau bapak ini menulis dan membagikan buku seperti ini pasti banyak orang diubah.”
“Dua hal yang membuat suatu bangsa akan kehilangan sejarah dan jati diri mereka adalah tidak Menulis dan Membaca. Banyak orang pintar tetapi hanya pintar bicara maka itu akan seperti angin. Tetapi, orang pintar yang mampu menulis perjalanan bangsanya ia telah menyiapkan lumbung bekal. Orang yang tidak mau membaca maka dia akan kehilangan pengetahuan bangsanya. Menurut says, penulis telah melakukan itu agar bukan hanya orang-orangnya tetapi kami ysng bukan Papua juga mengetahui hal itu. Dukung penuh penulis dan buku ini!
“Kata-kata dalam buku ini mengambarkan buah pikiran yang cerdas. Pikiran yang cerdas merupakan kerja sama dengan hati yang penuh kasih untuk bangsa dan tanahnya. Hal ini tidak terlepas dari mata yang melihat realita, jeritan tangis anak bangsa maka lahirlah karya ini. Senang membacanya walaupun tidak selalu sependapat, mungkin butuh waktu. Hal ini dimaklumi sebagai anak bangsa Indonesia”.
“Kita tidak boleh jenuh atas situasi tetapi kita tidak boleh pasrah atas situasi. Buku ini bukan bermaksud mengali luka tetapi mengdiagnosa luka itu dengan menunjukkan bagian-bagian yang sakit agar di obati secara baik.”
*Tidak banyak orang Papua menulis buku yang berhubungan dengan Papua, tetapi tulisan mengangkat sejarah penindasan jarang ada yang berani menulis dengan langsung menyebut seseorang sebagai alat untuk penjelesaian konflik seperti beliau ini. Maka hemat saya, tulisan-tulisan beliau bukan info baru tetapi yang membedakannya ialah konsitensi dan usaha untuk terus menulis dan menawarkan solusi. Orang Papua tidak harus berharap solusi langsung jatuh dari langit tetapi harus mengupayakan seperti apa yang beliau tulis.”
Dalam era digital seperti ini, sebuah buku kurang menarik, sebenarnya bukan kurang menarik tetapi orang malas membeli. Tetapi, kalau metode yang digunakan dengan cara membagi gratis maka pasti orang senang dan akan dibaca. Maka bukan hanya isi buku yang kita dukung tetapi metode ini layak di suport. Bisa saja penulis rugi secara materi karena buku gratis tetapi beliau tidak rugi secara pengetahuan sebab buah pikiran telah di baca ratusan orang dan ini lebih penting.”
“Saya sendiri sebagai anak Papua, saya sempat bingung ini tukang bicara Papua merdeka baru kenapa tulis buku seperti ini? Macam melukai kita punya hati apa lagi pace dia gabung dalam dunia politik. Macam ragu dia punya komitmen. Tetapi saya percaya dia tidak jual harga dirinya dan tidak jual tanah ini. Dia tidak akan tarik apa yang dia perjuangankan. Kami punya bapak bangsa jadi panutan kami.”
“Buku ini ibarat terbit di terang dalam terang sesungguunya. Artinya banyak yang sudah jelaskan mengunakan berbagai teori dan analisis tetapi buku ini lebih terang sebab bukan memotret apa yang dialami oleh orang lain, tetapi lebih dari itu berangkat dari pengalaman penulis di lapangan yang berhadapan dengan situasi dan kondisi nyata kemudian beliau gumuli dan menulis untuk kita semua. Terlebih kita yang mencintai kebenaran dan keadilan apapun suku, agama dan bangsanya sebab kebenaran adalah hal yang paling hakiki”.
Saudara-saudara kita OAP telah mengalami berbagai penderitaan sekian tahun lamanya, suara mereka di bungkam, saya ingat ada buku-buku yang dibredel tidak bisa terbit. Tetapi otak dan hati mereka tidak bisa dibredel, mereka tidak bisa diremehkan dan ditakut-takuti seperti pak penulis ini. Saya coba meresapi setiap untaian kata-katanya yang hidup, saya ingat ketika Jibril berkata kepada kanjeng Nabi Muhammad SAW bacalah (Iqra) maka itu mengajar kita untuk membaca agar paham apa yang tertulis dan apa yang terjadi.”
“Saya kenal beliau lewat tulisan-tulisan yang dikirim via WA atau video-vidio di youtube tetapi sekarang saya dapat bukunya, saya menikmati tulisan-tulisan ini seperti sumber air yang mengalir melewati gurun tandus, bahwa dalam kekeringan dan penderitaan itu masih ada harapan. Saya percaya walaupun saya bukan orang Papua tetapi saya seiman dengan beliau jadi saya berdoa tulisannya menjadi berkat bagi semua orang terlebih mengugah hati dan pikiran pembaca.
“Anda ingin mengetahui masalah Papua secara benar, maka buku ini adalah jawaban sebab di tulis oleh seorang yang memiki integritas dan rekam jejak yang baik soal suara kenabian utk Papua”.
“Tidak banyak hamba Tuhan yang menulis buku seperti ini, hanya sedikit bahkan tidak sampai 10, maka no urut 1 adalah Saudara Pendeta gembala Socrates Yoman”.
“Di tengah kesibukan akhirnya pagi ini saya dapat selesai membaca buku ini. Ada tiga hal. Pertama, beliau menguraikan singkat soal Prabowo, kedua, mengangkat masalah-masalah di Papua tentu tidak semua masalah tetapi hal-hal yang penting, termasuk sepak terjang beliau dalam menghadapi tindakan aparat dan ketiga harapan utk penyelesaian masalah Papua.”
“Saya ingat tahun 2006. Kita demo dan saya ditangkap di depan tiang bendara di sekolah pendeta di depan Abepura (STT I.S.Kijne). Tapi atas pertolongan Allah SWA saya lolos. Saya dengar mobil pak pendeta ini di bakar. Saya pikir pak pendeta sudah tamat artinya tidak bicara lagi. Ternyata beliau masih ada. Saya kenal juga ada pendeta lain tapi tak muncul-muncul lagi”.
“Cukup lama saya hidup di Biak. Tetapi saya jarang membaca buku seperti ini. Mungkin saja ada tetapi sepanjang saya ada dan jalan-jalan sepenjang jalan sulit menemukan buku seperti ini. Kalau mau jujur, apa yang ditulis ini baru sebagian dan itu benar, fakta, itu sudah mewakili ribuan peristiwa terjadi pernah Biak berdarah ada pemerkosaan dan pembunuhan sadis, ngeri memang. Itulah sebabnya saya bilang buku ini benar dan tidak salah juga perlu penyelesaian yang bermartabat”.
“Saya tidak kenal orangnya, namanya sering didengar, kadang sepintas lalu nonton di berita. Tetapi kemudian orangnya “datang” langsung lewat buku ini. Tulisannya bukan cerita hoaks, bukan pembenaran diri, bukan rekayasa tetapi fakta. Ketika saya baca maka kebingungan saya tercerahkan. Saya sengaja meletakan buku ini bebas agar anak anak saya bisa membacanya.”
“Buku ini berisi kebenaran lapangan. Sekarang tergantung pembaca mempercayai atau tidak. Buku ini juga tidak memaksakan saya untuk harus percaya, saya percaya sebab saya pahami bahwa sejarah tanah orang Papua itu adalah sejarah gelap…maka ini saya sebut kecelakaan sejarah yang mencelakai orang Papua sampai saat ini. Kami ada di Papua juga karena sejarah. Sebab itu saya yakini seyakin yakinnya atas kebenaran yang disajikan dalam buku ini.”
“Benang merahnya adalah meluruskan sejarah dan adanya pengakuan terhadap hak-hak orang Papua. Selama itu tidak dilakukan maka akan susah. Hak-hak itu bukan soal kesejahteraa, pangkat dan jabatan tetapi soal mengakui bahwa sejarah gelap maka pembunuhan dan tindakan rasis terus terjadi”.
Faktanya Orang-orang jujur bersuara yang benar, sebaliknya orang-orang berwatak kriminal dan maling berdasi mereka rajin ciptakan stigma negatif seperti Kelompok Kriminal Politik (KKP).
Sayang sekali, orang-orang berkedudukan dan berpendidikan tinggi dan kelihatannya seperti orang-orang terpandang, tapi wataknya rendah dan tidak memiliki hati nurani untuk menyebarkan kebenaran, keadilan, kekujuran dan kasih untuk perdamaian.
Komentar