Harmoninews.com (Jakarta Pusat) – Dalam upaya memperkuat deteksi dini dan mencegah potensi konflik sosial berbasis agama, Kementerian Agama Republik Indonesia menggelar kegiatan bertajuk “Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan” pada Senin–Selasa, 16–17 Juni 2025, bertempat di Hotel Best Western Mangga Dua, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai unsur, seperti Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kesbangpol, Kementerian Agama Provinsi dan Kota/Kabupaten, FKUB, Asosiasi Penghulu, tokoh masyarakat, hingga kelompok kerja lintas umat beragama.
Acara dibuka oleh Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kemenag RI, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menciptakan narasi damai di tengah keberagaman.
“Menjaga damai di tengah keberagaman adalah tanggung jawab kolektif. Melalui forum ini, kita ingin membangun sinergi dan mencegah potensi gesekan sosial sebelum membesar,” ujarnya.
Sesi dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh sejumlah narasumber seperti PLH Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi DKI Jakarta, Nur Pawaidudin, M.Ag., dan Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia, Dr. Cecep Hidayat. Mereka membahas akar konflik sosial keagamaan serta strategi pencegahannya.
Pada hari kedua, peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dalam penyelesaian konflik menjadi topik utama yang dibawakan oleh Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta, M. Matsani, S.Sos, M.Si.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan ini. Menurutnya, pendekatan kolaboratif adalah kunci merawat stabilitas sosial di kota besar seperti Jakarta.
“Jakarta adalah rumah bagi banyak keyakinan dan latar belakang. Damai harus menjadi gaya hidup warga Jakarta. Kami dari kepolisian siap mendukung segala bentuk pencegahan dini, demi menjaga Jakarta Pusat tetap kondusif dan harmonis,” tegasnya.
Sementara itu, Kapolsek Johar Baru, Kompol Saiful Anwar, menekankan pentingnya pendekatan persuasif dari aparat keamanan.
“Kami terus mengedukasi masyarakat melalui para Bhabinkamtibmas agar tidak mudah terprovokasi isu-isu keagamaan. Kehadiran polisi harus memberi rasa aman, bukan menciptakan ketakutan. Dialog dan kedekatan dengan warga menjadi prioritas kami,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh Aipda Ikhwan, Bhabinkamtibmas Kelurahan Kampung Rawa, yang aktif dalam diskusi dan pemetaan potensi konflik di lapangan.
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan seluruh peserta mampu menjadi agen perubahan di wilayah masing-masing, menjaga semangat toleransi, serta memperkuat fondasi kerukunan antara umat beragama di DKI Jakarta.
(Humas Polres Metro Jakarta Pusat)
M.NUR
Komentar