GM Conrad Petroleum, Conrad Asia Energy, Radian Hartama : Conrad Menjadi Jembatan & Bisnis Partner Bagi Yang Berkepentingan di Bidang Migas

Harmoninews.com (Jakarta) – Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali menggelar Konvensi dan Pameran IPA ke-47 tahun 2023 (47th IPA Convex 2023) dengan mengusung tema “Enabling Oil & Gas Investment and Energy Transition for Energy Security”yang berlangsung secara luring (offline) pada 25-27 Juli 2023, di ICE, BSD City. Selasa, 25 Juli 2023

Ditemui awak media General Manager Conrad Petroleum, Conrad Asia Energy, Radian Hartama menuturkan,
“Saya Radian Hartama, sebagai General Manager Conrad Petroleum, Conrad Asia Energy dari Aceh. Dan harapan kami dapat bekerja dengan pemerintah sesuai dengan lancar sesuai dengan tata waktu yang diberikan oleh Pemerintah dan bisa mendapatkan ekonomi yang ditingkatkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi Migas seperti Explorasi Migas yang terletak di bagian Timur dan Utara Natuna, contohnya Beluga.

GM Conrad Petroleum, Conrad Asia Energy, Radian Hartama menguraikan lebih lanjut potensi masing-masing WK yang ditawarkan, di mana seluruhnya menggunakan skema bagi hasil Cost Recovery:

1. WK Akia berlokasi di Lepas Pantai Kalimantan Utara merupakan WK Eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sebesar 2 billion barel oil (BBO) minyak dan 9 triliun cubic feet (TCF) gas. Lokasi WK Akia ini berdekatan dengan beberapa WK yang sudah terbukti potensi hidrokarbonnya seperti Tarakan, Bunyu dan Nunukan.

2. WK Beluga yang berlokasi di Lepas Pantai Natuna Barat merupakan WK Eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sebesar 360 juta barel oil (MMBO) minyak dan 50 billion cubic feet (BCF) gas. Lokasi WK Beluga ini dekat dengan South Natuna Sea Block B, Duyung, Natuna Sea Block A, Udang dan Kakap, di mana WK-WK migas tersebut sudah terbukti potensi hidrokarbonnya.

3. WK Bengara I berlokasi di Dataran Kalimantan Utara, merupakan WK Eksplorasi dengan perkiraan sumber daya sebesar 90 juta barel oil equivalent (MMBOE) minyak dan gas. Lokasinya juga berdekatan dengan WK yang potensi hidrokarbonnya sudah terbukti seperti WK Simenggaris dengan produksi berupa gas bumi,” tuturnya.

Untuk diketahui WK yang ada di Kalimantan Utara saat ini yaitu WK Nunukan, WK Tarakan, WK Tarakan Offshore, WK Seimanggaris, dan WK Bengara Satu.
Serta di Aceh, kemudian yang sekarang/saat ini sedang mengerjakan proyek eksplorasi jadi belum mencapai faktor untuk eksplorasi produksi seperti di Flores Geothermal Island, sejauh ini kita lebih pada kenaikan investasi sehingga kalau di tingkatkan eksplorasi migas di Aceh dan ada juga di Kalimantan Utara dan di Sungai Liat, Babel – Produksi minyak dan gas bumi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), sedangkan untuk kantor kita sudah berada di wilayah Jakarta tinggal menunggu keputusan untuk buka kantor cabang dimana saja,” jelas Radian Hartama.

Puncaknya, GM Conrad Petroleum, Conrad Asia Energy mengungkapkan harapannya,
“Harapan kedepannya, mudah-mudahan dapat menjadi jembatan dan bisnis partner bagi semua yang punya kepentingan di bidang Migas,” harapnya.

Adapun Dua blok minyak dan gas bumi yang terletak di lepas pantai bagian barat Aceh, dengan total potensi gas 13,4 triliun kaki kubik, resmi dikelola Conrad Asia Energy Ltd. Ini menjadi wilayah kerja migas pertama di barat Aceh setelah selama ini lebih banyak di sebelah timur dan utara. Ke depan, perekonomian daerah diharapkan terungkit karena Sebelumnya, awal November 2022, Conrad ditetapkan sebagai pemenang lelang sehingga potensi sumber daya minyak di ONWA 800 juta barel (MMBO) dan gas 4,8 triliun kaki kubik (TCF). Sementara di OSWA, potensi sumber daya minyak 1,4 miliar barel (BBO) dan gas 8,6 TCF.

Kedua kontrak bagi hasil yang ditandatangani itu menggunakan skema cost recovery (biaya operasi yang dipulihkan) dengan split minyak 60 persen (pemerintah) dan 40 persen (kontraktor kontrak kerja sama/KKKS) serta gas 55 persen (pemerintah) dan 45 persen (KKKS). Komitmen pasti tiga tahun pertama eksplorasi, masing-masing senilai 15 juta dollar AS dan bonus tanda tangan masing-masing 50.000 dollar AS.

Sebelumnya, Conrad memang telah mengelola blok migas di Indonesia dan aset utama mereka di Lapangan Gas Mako, Blok Duyung PSC, Natuna.

”Sekarang kami memperluasnya. (Di Aceh), pada tahun pertama, kami akan fokus pada studi geologi. Tahun depan kami akan melakukan 3D seismic acquisition (akuisi data seismik 3D) dan tahun terakhir shallow water drilling (pengeboran air dangkal). Kami akan mengakselerasi program yang juga akan bergantung dengan hasil studi geologi kami,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Beliau menambahkan,
“Salah satu hal terpenting yang akan dilakukan adalah Conrad akan bekerja dengan komunitas lokal serta bekerja sama dengan Pemerintah Aceh dan BPMA. Juga tentu nantinya akan komersialisasi gas yang kami punya untuk dijual ke local market (pasar domestik). Perekonomian di Aceh pun ke depan diharapkan ikut tumbuh.

Terkait target mulai berproduksi, ia menilai prematur untuk membicarakan itu sekarang. ”Namun, yang pasti akan lebih dari 3-4 tahun dari sekarang. Jadi, tidak dalam waktu dekat karena masih ada proses dan butuh waktu untuk on stream. Hal-hal itu juga bergantung pada bagaimana kami bekerja bersama komunitas lokal. Kami perlu memastikan itu termasuk juga di Blok Migas Sigli Bireun, di bagian timur Aceh,” jelasnya.

Sejalan itu, Vice President IPA, Ronald Gunawan, kepada media mengatakan bahwa tema IPA Convex tahun ini dipilih dengan mempertimbangkan dua kondisi utama yang ada di sektor hulu migas saat ini, baik secara nasional maupun global, yaitu: transisi energi dan investasi hulu migas.

Ronald mengatakan, para pelaku sektor hulu migas sepakat bahwa transisi energi merupakan keniscayaan dan tidak bisa dihindari. Namun dalam konteks kebutuhan energi yang masih tinggi dan cenderung meningkat karena pertumbuhan ekonomi, diyakini bahwa energi yang bersumber dari migas masih diperlukan sambil pemerintah mengembangkan energi baru dan terbarukan di Indonesia pada jumlah yang dibutuhkan. “Oleh karena itu, energi fossil masih akan memegang peranan penting untuk memenuhi kebutuhan dan mendukung ketahanan energi,” ujarnya dalam Konferensi Pers “Road to IPA Convex 2023”, di Jakarta, Kamis (20/7).

Ditambahkan dia, sektor hulu migas menjadi bagian yang tidak terlepaskan dari rencana para pemangku kepentingan di sektor energi untuk menghasilkan energi yang bersih ke depannya, sehingga target Net Zero Emission pada 2060 atau lebih cepat dapat tercapai. Adapun usaha penurunan emisi karbon salah satunya dilakukan terutama dengan menggunakan teknologi CCS/CCUS.

Ronald menyebutkan, sejumlah sesi diskusi bersama para pemangku kepentingan di sektor hulu migas akan digelar pada perhelatan IPA Convex tahun ini untuk mencari solusi agar kedua target yang ditetapkan pemerintah, yaitu penurunan emisi karbon dan peningkatan produksi migas, dapat tercapai. “Pemenuhan kebutuhan energi dan upaya mengurangi emisi karbon untuk membantu mengurangi pemanasan global harus dapat berjalan bersama,” ujarnya.

Selain berbagai sesi diskusi, panitia IPA Convex 2023 juga menyiapkan dokumen kajian (White Paper) yang merupakan usulan dari para pelaku industri migas bagi tercapainya investasi migas yang diinginkan serta usaha penurunan emisi karbon yang secara teknis dan keekonomian dapat diterapkan di Indonesia.

Ketua Panitia Convex IPA 2023, Krishna Ismaputra, pada kesempatan yang sama menjelaskan berbagai program IPA Convex 2023. Selain program selama 3 hari, IPA Convex 2023 juga akan menghadirkan berbagai fasilitas yang membantu para pengunjung hadir dan mengikuti seluruh acara di IPA Convex, “Kami menyediakan berbagai fasilitas seperti Free Shuttle Bus di beberapa titik di Jakarta dan juga 200 coworking space di tempat konvensi yaitu ICE, BSD City lengkap dengan wifi, snack dan free flow kopi dan teh, sehingga para pengunjung dapat tetap bekerja jika dibutuhkan,” jelas Ketua Panitia Convex IPA 2023, Krishna Ismaputra.

Selain itu, pada perhelatan kali ini terdapat sesi bagi para generasi muda yaitu “Youth@IPA” yang memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk mempresentasikan karya ilmiahnya. “Kami mengundang para mahasiswa untuk menghadiri IPA Convex melalui kegiatan student visit dan mengajak mereka terlibat dalam berbagai program student volunteer,” ungkapnya.

Bekerja sama dengan Dyandra Promosindo, perhelatan IPA Convex 2023 ini didukung penuh para sponsor yang terdiri dari berbagai perusahaan migas nasional dan internasional, seperti : PT. Pertamina Hulu Energi sebagai sponsor Titanium; MedcoEnergi, Elsewedy Electric, COSL, bp Indonesia, Wood Mackenzie, PETRONAS Indonesia, dan Exxonmobil Indonesia sebagai sponsor Platinum; Energi Mega Persada dan Mubadala Energy sebagai sponsor Gold serta Conrad Asia Energy Ltd, Sinopec International Petroleum E&P Corporation (SIPC) Indonesia, Chevron, Harbour Energy, dan INPEX MASELA LTD sebagai sponsor Silver.

“Harapannya, IPA Convex 2023, menjadi perhelatan penting untuk seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas untuk lebih memahami peran penting industri migas dalam masa transisi energi, sekaligus memberikan awareness tentang pentingnya menjaga lingkungan dengan menekan emisi karbon,” pungkasnya.

(M.NUR)

Tuliskan Komentar