Harmoninews.com, Timika – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Tengah, Yulian Magai, S.E., menyampaikan harapan kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, agar memberikan kesempatan kepada Bapak Frans Pigome untuk menjabat sebagai Presiden PT Freeport Indonesia.
Dalam keterangannya, Yulian Magai menegaskan bahwa sejak perusahaan tambang raksasa itu beroperasi di Tanah Papua hingga saat ini, belum pernah ada putra asli Papua yang menduduki posisi puncak kepemimpinan di PT Freeport Indonesia.
“Sudah saatnya pemerintah pusat memberikan ruang dan kepercayaan kepada putra terbaik Papua untuk memimpin Freeport. Bapak Frans Pigome adalah sosok yang layak dan terbukti memiliki kapasitas luar biasa di bidang manajemen dan kepemimpinan,” ujar Yulian Magai di Timika, Sabtu (11/10/2025).
Yulian menjelaskan bahwa Frans Pigome memiliki rekam jejak dan pengalaman internasional yang kuat. Ia pernah membuat berbagai terobosan strategis, di antaranya mendirikan Tonggoi Papua, serta pernah menjabat sebagai Vice President di Nola, Amerika Serikat.
“Karier beliau sangat bagus dan membanggakan. Ini menjadi bukti bahwa orang Papua memiliki kemampuan untuk duduk di posisi strategis dan memimpin perusahaan besar,” tambahnya.
Menurut Yulian, penunjukan putra daerah seperti Frans Pigome akan memberikan dampak positif bagi hubungan antara PT Freeport Indonesia dan masyarakat Papua, sekaligus menjadi simbol keadilan dan penghargaan terhadap sumber daya manusia lokal yang berkompeten.
“Kami percaya jika Bapak Presiden memberikan kesempatan ini, akan lahir semangat baru dalam dunia industri tambang di Papua. Freeport tidak hanya menjadi aset nasional, tapi juga menjadi ruang aktualisasi bagi orang Papua untuk turut berkontribusi dalam pembangunan ekonomi bangsa,” tegasnya.
Yulian berharap aspirasi ini dapat menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan manajemen PT Freeport Indonesia, agar ke depan kepemimpinan perusahaan tersebut bisa benar-benar mencerminkan semangat keberpihakan dan keadilan bagi seluruh karyawan PTFI.
Komentar