ABR-MRK-BTM-AGSY DALAM DINAMIKA POLITIK WALIKOTA JAYAPURA 2005-2016-2024
Oleh: Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman
Abisay B. Rollo (ABR), Menase Robert Kambu (MRK), Benhur Tommy Mano (BTM), Ambirek Godmendembak Socratez Yoman (AGSY) dalam dinamika dan proses riil politik untuk walikota Jayapura.
1. Relasi ABR Dan AGSY
Saya mempunyai relasi sangat baik dengan ABR dan JRB. John Rouw Banua adalah anggota Gereja Baptis dan salah satu pemimpin penopang kuat pelayanan gereja Baptis. JRB adalah aset yang berharga bagi gereja Baptis.
JRB sebagai aset berharga dan salah satu pilar penting dan penopang kuat pelayanan gereja Baptis, tapi kami (saya) korbankan dan dukungan kami alihkan ke ABR.
Pada awalnya kami warga Baptis dan masyarakat Papua dari pegunungan berkomitmen untuk dukung JBR dan Franz Pekei dan kita lakukan konsolidasi kekuatan.
Tetapi, saya pertimbangkan untuk menghargai anak asli atau putra asli Port Numbay-Tabi untuk menjadi pemimpin di Port Numbay. Saya sampaikan kepada warga Baptis dan rakyat Papua dari Pegunungan bahwa kita korbankan JBR dan FP dan kita dukung ABR.
Saya telepon ABR. Dan sebelum saya bicara ABR langsung sampaikan kepada saya: “Bapak Pendeta, gerbong Baptis diarahkan ke saya.”
Saya sampaikan: “Siap pak Ondo. Pak Ondo pasti dilantik Walikota 2024-2029. Kami warga Baptis dukung dan korbankan anggota Baptis pak JRB”.
Kalau saya berpikiran sempit, kerdil, dan berpikiran untuk kepentingan mendukung pelayanan gereja Baptis ke depan, kebih baik saya arahkan warga Baptis untuk memilih dan mendukung JRB. Kami kesampingkan kepentingan sempit itu, dan saya korbankan anggota gereja Baptis dan saya minta warga Baptis dan rakyat Papua dari pegunungan mendukung ABR untuk Walikota 2024-2029.
Sayang, pak ABR mengkhianati suara dan kebaikan hati kami dengan pernyataan diskriminasi rasial yang keras.
“…..bahwa tidak ada demo, tidak ada palang kota ini, karena yang biasa palang dan demo itu bukan Port Numbay, bukan orang pantai, ini orang-orang gunung ini, ini harus saya sampaikan, supaya kita tahu persis, bahwa yang buat segala macam persoalan di kota ini, ini, bukan orang-orang Port Numbay, saya suruh buat surat perjanjian, supaya kita tahu persis kalau orang Port Numbay di 10 kampung ini, kampung adat, tidak ada demo di kota ini, siapa demo kota ini, kita kembali, pak Kapolres dan pak Dandim, semua kita kembalikan ke kampung masing-masing….” (Ondoafi Abisay B. Rollo, Walikota Jayapura, 17 Juni 2025).
2. Relasi MRK dengan AGSY
Akhir tahun 2004 (maaf lupa tanggal/bulan) saya ada di Jakarta baru saja kembali dari Vancouver Kanada setelah rmenghadiri pertemuan para pemimpin Gereja-gereja Baptis Dunia yang beraviliasi dalam Aliansi Baptis Dunia atau Baptist World Alliance (BWA).
Ponsel saya berbunyi. Saya melihat layar Handphone saya muncul nama Abang MR Kambu. Saya angkat dan Abang Kambu sampaikan: “Selamat sore ade Socratez. Ade Socratez dimana?”
Saya jawab: “Selamat sore Abang. Saya di Jakarta.”
Abang Kambu sampaikan: “Ade Socratez, malam ini ade pulang ke Papua. Kaka perlu ade Socratez.”
Saya tiba di Jayapura. Saya telepon Abang MR Kambu. Abang, saya sudah di Jayapura. Abang Kambu sampaikan: “Ade Socratez, kaka datang ketemu ade.”
Saya sampaikan: “Abang, saya tunggu di kantor.” Kantor Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (kini: West Papua) di Jalan Jeruk Nipis Kotaraja (kantor dulu) dan (kini: di Ita Wakhu Purom, Padang Bulan).
Abang MR Kambu sampaikan:
“Ade Socratez, Kakak kalah suara di masyarakat gunung di Angkasa dari J.I. Ranyaan. Saya minta bantuan ade Socratez sampaikan tokoh-tokoh dari gunung di Angkasa supaya masyarakat di Angkasa dukung saya.”
Saya panggil beberapa tokoh dari gunung di Angkasa. Mereka datang di kantor dan saya sampaikan kepada mereka. Pada putaran kedua walikota ini dukung bapak MR Kambu.
Mereka sampaikan: “Kami dukung bapak J.I. Renyaan karena bapak MR Kambu janji untuk membangun pasar mama di lokasi Mesran Jayapura tapi janji kosong.”
Saya sampaikan: “Saya harap bapak-bapak dukung bapak MR Kambu.”
Tokoh-tokoh ini sampaikan: “Karena bapak yang arahkan, jadi kami dukung MR Kambu putaran kedua ini.”
3. Relasi BTM dengan AGSY
BTM dan saya adalah sama-sama anak kompleks Jalan Jeruk Nipis Kotaraja, Kampung Wahno-Tobati.
BTM adalah sahabat karib saya. Putra bungsu saya Arnold Ap Nelson Mandela Yoman lahir di Tanah Wahno-Tabi. Dia anak Tabi karena darah pertamanya mengalir di Tanah Wahno-Tobati-Tabi.
Waktu BTM menjadi staf di kantor camat Abepura, saya setiap ketemu selalu sapa BTM: “Sobat, bapak Camat.”
BTM selalu balas: “Siaaap Sobat.”
Akhirnya, suara dan sapaan saya itu Tuhan kabulkan. Sobat saya BTM menjadi camat.
Pada saat BTM menjadi Camat Abepura, setiap saya ketemu, saya selalu sapa BTM: “Bapak Walikota.”
BTM selalu balas “Siaaap Sobat.”
Pada akhir tahun 2015, BTM dan istrinya ibu Kristhina L. Mano bertemu dengan saya.
BTM sampaikan kepada saya: “Sobat, bantu komunikasi dengan masyarakat gunung untuk membantu saya pada tahap putaran kedua ini.”
Memang, saya tahu BTM hampir kalah dalam putaran kedua dari pasangan calon walikota Hendrik Hamadi.
Saya sampaikan kepada Sobat saya BTM dan didengarkan istrinya ibu Kristhina “Siaaap Sobat Walikota.”
Saya panggil tokoh-tokoh dari pegunungan dan sampaikan: “Bapak-bapak dukung Sobat saya Tommy Mano pada putaran kedua ini.”
Sobat saya, Benhur Tommy Mano yang setiap ketemu selalu saya sampaikan: “Bapak Walikota” akhirnya Tuhan Allah, roh-roh leluhur, yang ada di Wahno, Tobati dan Tabi mendengarkan dan BTM menjadi Walikota periode 2017-2022.
Akhir dari artikel ini saya sampaikan bahwa saya dan kami rakyat Papua dari Pegunungan merasa tidak dihargai karena Sobat BTM dan ABR katakan: “Orang-orang gunung harus dipulangkan dan orang-orang tukang demo, bikin rusuh di kota Jayapura.”
Orang gunung sebagian besar benar-benar sudah pulang ke gunung-gunung. Di Tanah Tabi ini ada sisa-sisa saja.
Inikah bentuk balasan dari Sobat ABR dan BTM kebaikan hati saya dan masyarakat saya dari Papua Barat asal pegunungan?
Akhir kata, kami adalah anak-anak keturunan dari Ap Nagawan, Ap Kain/Gain, Ap Ndumma, Ap Nggok, Ap Endage Mbogut dan Ap Mage.
Artinya, kami adalah anak cucu dari orang-orang Pengayom Rakyat, Pemimpin Besar, Kepala Suku Perang, Pemimpin Pelindung Rakyat, Orang Besar, dan Pemimpin Pembawa Dami, Pemberi Makan Ratusan atau Ribuan Orang.
ABR dan BTM Ondoafi dan Kami Ap Nagawan, Ap Kain/Gain dan Ap Ndumma. Jadi, kita setara bukan atasan dan bawahan. Jangan merendahkan dan meremehkan kami.
Penulis adalah Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP); Anggota Dewan Gereja Papua (WPCC).
Komentar