Harmoninews.com (Jakarta Pusat) – Dalam era demokrasi yang terus berkembang, perbedaan pendapat dan pilihan merupakan hal yang wajar. Namun, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, perbedaan tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk merusak kerukunan antar warga. Polri, sebagai salah satu pilar utama dalam menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, memahami pentingnya menjaga keharmonisan sosial, terutama di tingkat komunitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menerapkan colling system di Balai RW 08, yang bertujuan untuk memperkuat komunikasi antara masyarakat dan aparat keamanan, serta mencegah perpecahan yang bisa timbul akibat perbedaan pilihan politik. Selasa, (24/12/2024).
Di Balai RW 08, Polri bersama Tiga Pilar telah mengambil langkah konkret untuk menciptakan kerukunan di tengah masyarakat yang beragam, terutama menjelang berbagai momen penting seperti Pemilu atau Pemilihan Kepala Daerah. Dalam periode-periode seperti itu, sering kali muncul potensi perpecahan di kalangan warga yang dipicu oleh perbedaan dukungan politik. Dalam menghadapi tantangan ini, Polri bersama dengan masyarakat dan pihak terkait berkolaborasi untuk menciptakan suasana yang kondusif, aman, dan damai, meski terdapat perbedaan pendapat. “ujar Ujang.
Salah satu cara yang dilakukan oleh Polri adalah dengan mengimplementasikan colling system di setiap tingkat RT dan RW. Colling system ini merupakan sistem komunikasi yang memungkinkan warga untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pihak lainnya secara langsung, cepat, dan efektif. Dalam sistem ini, setiap rumah atau warga dapat menyampaikan keluhan, informasi, atau permasalahan yang timbul di lingkungan mereka, terutama yang berkaitan dengan potensi gangguan ketertiban akibat perbedaan politik. “tutur Ujang.
Meneruskan pesan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro melalui Kapolsek Metro Menteng Kompol Bayu Marfiando agar dengan adanya colling system ini, Polri tidak hanya sekadar hadir untuk memberikan rasa aman, tetapi juga berperan aktif dalam memfasilitasi dialog antarwarga. Komunikasi yang terbuka ini sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik yang dipicu oleh perbedaan pilihan politik. Polri memfasilitasi ruang bagi warga untuk berdiskusi dengan tenang, tanpa adanya tekanan atau ketegangan yang berpotensi memperburuk keadaan. Dalam pertemuan rutin yang dilakukan di Balai RW 08, Polri menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, meskipun ada perbedaan dalam memilih calon pemimpin.
Aiptu Hardi juga mengedukasi masyarakat tentang bagaimana menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak, melalui penyuluhan yang dilaksanakan secara berkala. Sebagai contoh, Polri mengingatkan masyarakat bahwa demokrasi memberikan hak setiap individu untuk memilih, namun hal tersebut tidak boleh menjadi alasan untuk saling mencaci atau membenci antar sesama. Salah satu upaya yang juga dilakukan adalah dengan mengadakan patroli keliling yang melibatkan anggota Polri, Babinsa, dan masyarakat setempat, guna memastikan situasi tetap aman dan kondusif, serta menenangkan potensi ketegangan yang bisa saja muncul.
Tidak hanya itu, dalam pelaksanaan colling system, Polri juga mendorong keterlibatan para tokoh masyarakat, agama, dan pemuda setempat. Melalui sinergi ini, pesan perdamaian dapat tersampaikan lebih luas, sehingga dapat meminimalkan potensi konflik yang dapat muncul. Kehadiran tokoh-tokoh masyarakat yang dihormati menjadi jembatan komunikasi yang efektif, sehingga warga merasa lebih nyaman untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat, tanpa adanya ketakutan akan perpecahan atau stigmatisasi.
(Humas Polres Metro Jakarta Pusat)
M.NUR