Harmoninews.com (Jakarta) – Polres Jakarta Timur Ungkap sebab kematian seorang pemuda inisial CSR anak dari seorang perwira menengah (pamen) TNI AU yang ditemukan meninggal dunia dalam kondisi terbakar di salah satu pos di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta,Minggu,(24/09/2023) malam.
Ternyata dari hasil visum et repertum (VER) dan autopsise ditemukan sebab kematian CSR sebagai berikut, terdapat enam luka tusukan, tiga tusukan ini di lokasi berada di hati dan berakibat fatal,karena mengalami luka tusuk mematikan di bagian hati,seperti yang disampaikan oleh Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Harapantua Simarmata,yang digelar di LT.6 Mapolres Jakarta Timur,Jl. Matraman Raya No.224, RT.3/RW.6, Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur,Kamis,(24/11/2023).
Kapolres Jakarta Timur Kombes Pol Leonardus Harapantua Simarmata dalam konfrensi pres yang dilakukan menyampaikan dihadapan awak media.
“Bahwa kami menyampaikan terkait dengan perkara ini, kami melakukan teknik penyelidikan yang dilakukan menggunakan teknik interkolaborasi antar disiplin ilmu dengan melibatkan Puslabfor terdiri dari Kimbiofor dan Fiskomfor dan dari rekan rekan psikologi forensik, dari kedokteran forensik, lalu juga mengenakan teknik penyelidikan kepolisian dengan menggunakan metode reseptif keren investigasi, Sehingga hasilnya valid atau sahih, dan dapat di buktikan secara keilmuan ,Sebagai pembuktian perkara atau peristiwa yang terjadi lalu,Berikutnya kami sampaikan hasil penyelidikan sebagai berikut yang pertama telah dilakukan pemeriksaan terhadap 24 orang saksi oleh penyelidik,telah di lakukan pemeriksaan terhadap 32 orang,Hasil visum et repertum atau VER otopsi sebab kematian sebagai berikut :A. 6 luka tusukan,B. 3 luka tusukan fatal di hati,C.luka bakar ditubuh 91 persen,saat korban terbakar dalam keadaan hidup sehingga terdapat jelaga di tenggorokan,Hasil kimia biologi forensik Puslabfor Bareskrim Polri atau Kimbiofor yang pertama tidak ada bercak darah di TKP, yang kedua tidak ada DNA lain selain milik korban di TKP, Hasil dari Fisika Komputer Forensik atau Fiskomfor, yang pertama di temukan bahan bakar bensin di TKP, yang kedua tidak ada alat bakar lain selain bensin,Dari HP milik korban belum ditemukan sesuatu yang ganjil,Hasil dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) yang pertama bahwa terdapat hambatan atau masalah didalam berkomunikasi interaksi sosial dalam berbagai konteks kedua di temukan beberapa stressor atau sumber stress sulit menyalurkan emosi negatif,termasuk frustasi dan kemarahan secara adaptif berdampak pada kondisi psikologi subyek,Rekaman CCTV korban bersepeda ke TKP sendirian, dan tidak ada yang mengikuti,jarak tempuh dari rumah ke TKP sekitar 1.5 Kilometer di tempuh dengan menggunakan sepeda, Selama 10 menit 49 detik, sudah dilakukan rekan ulang dengan jalur yang sama,diperoleh waktu tidak jauh berbeda 10 menit 57 detik,Barang temuan korban ada dua lembar kertas bergambar,yang tulisan asli dari korban,8 hasil celebrate HP dan sosial media korban tidak ada sesuatu yang mencurigakan, hanya ada kontak dengan orang tua,teman dan guru sekolah,Keseharian korban kebanyakan beraktivitas di dunia gemer, dia memang di klasifikasikan gemer.”jelasnya.
Kombes Pol Leonardus Harapantua Simarmata akhirnya menyampaikan kesimpulan dari penyelidikan kematian CSR tersebut.
“Kesimpulan berdasarkan hasil pada Hari Rabu,Tanggal 8 November 2023, Maka terhadap laporan polisi Nomor LP/A/31/IX/2023/SPKT/POLSEK MAKASAR/POLRES METRO JAKARTA TIMUR/POLDA METRO JAYA tanggal 24 September 2023,Tidak ditemukan adanya peristiwa pidana.”pungkasnya.
(M.NUR)