SAYA OPTIMIS DAN PERCAYA PRABOWO AKAN MENYELESAIKAN KONFLIK PAPUA BARAT

SAYA OPTIMIS DAN PERCAYA PRABOWO AKAN MENYELESAIKAN KONFLIK PAPUA BARAT

“Syaratnya ialah kita memberikan gambaran yang jelas, benar dan jujur tentang akar konfik Papua Barat berbasis data, fakta, riset, obyektif, rasional kepada Prabowo. Saya yakin, Presiden Prabowo akan mengambil langkah-langkah yang baik untuk mengakhiri konflik Papua Barat”.

Oleh: Gembala Dr. A.G. Socratez Yoman

Penilaian mayoritas orang asli Papua Barat yang pesimis dan skeptis pada Presiden RI Prabowo Subianto yang tidak akan mencari solusi damai dari konflik Papua Barat yang sudah kronis selama enam dekade ini.

Dalam keadaan pesimisme ini, saya berupaya menerobos kegelapan pikiran dan hati mayoritas rakyat Papua Barat dengan menilai Presiden Prabowo Subianto dari persepsi dan perspektif yang berbeda.

Saya mau melihat Prabowo secara utuh seperti Tuhan Allah melihatnya dan bukan seperti ukuran manusia yang selalu melihat negatif dan keterbatasan manusia tanpa melihat dan menghargai harta-harta berharga yang ditulis oleh Tuhan dalam loh-loh hati manusia sebagai gambar dan rupa Allah.

Jujur saja, saya tidak mengabaikan, mengesampingkan atau menutupi kejahatan pelanggaran HAM berat yang melibatkan Prabowo 1998 dan 1999. Itu fakta dan sejarah gelap yang perlu dan penting diselesaikan dengan pendekatan-pendekatan dialogis yang humanis untuk menuju win win solution (penyelesaian menang menang) tanpa mengorbankan salah satu pihak.

Persepsi dan perspektif saya ialah saya mau melihat nilai-nilai positif yang ada dalam diri Prabowo Subianto sebagai seorang manusia yang tentu saja mempunyai kelebihan dan keterbatasan.

Kelebihan Presiden Prabowo itu saya lihat sebagai cahaya dari jendela dan pintu yang masuk menerangi hati dan pikiran manusia yang pesimis, negatif dan gelap itu supaya hati mereka terbuka dan pikiran menjadi terang. Dengan demikian kita membangun trust dan sebuah jembatan untuk dilaluinya/dilewatinya melihat akar konflik Papua Barat yang sudah kronis.

Rakyat dan bangsa Papua membutuhkan harapan hidup, pencerahan baru, paradigma baru, persepsi baru, mindset baru, dan solusi-solusi baru, ide-ide segar, tetapi bukan pendapat, analisa dan penafsiran lama yang membawa kami ke jalan ketidakpastian, kecemasan, kekecewaan dan kegelapan. Walaupun demikian, kita perlu waspada atas prediksi-prediksi dan pengamatan para pengamat itu menjadi keprihatinan kita bersama.

Syarat utama untuk penyelesaian akar konflik Papua Barat ialah kita harus membebaskan atau memerdekakan diri dari perasaan dendam, benci, sakit hati, kepahitan hati, tidak senang dan tidak suka kepada orang lain. Seperti biasanya orang sakit tidak biasa menolong orang sakit. Hanya orang sehat yang selalu menolong orang-orang sakit. Orang-orang yang berada dalam penjara kebencian dan dendam tidak pernah membebaskan diri dari bangsa yang menindas mereka. Kita harus membangun trust.

Dari perspektif ini saya percaya bahwa bagi orang-orang yang mau bersahabat dengan jujur dan tulus kepada musuh atau lawan yang selalu Tuhan hadirkan menyelesaikan persoalan-persoalan sulit dengan semangat kesetaraan, saling percaya dan saling menghormati. Jalan ke arah itu, harus dirintis dalam persepsi dan paradigma baru dengan standar nilai kejujuran, kebenaran, keadilan dan kasih.

Saya melihat komitmen-komitmen mulia dari Presiden Prabowo Subianto tercermin sebagai seorang pribadi yang berbudi lulur, berkarakter jujur, watak tidak berpura-pura, tidak munafik dan selalu berbicara apa adanya dan kata-katanya selalu benar-benar diwujudkannya. Presiden Prabowo adalah manusia unik dan langka. Saya respek dan apresiasi Prabowo dalam konteks ini.

Syaratnya ialah kita memberikan gambaran yang jelas, benar dan jujur tentang akar konfik Papua Barat berbasis data, fakta, riset, obyektif, rasional kepada Prabowo. Saya yakin, Presiden Prabowo akan mengambil langkah-langkah yang baik dan positif untuk mengakhiri konflik Papua Barat.

Ada tiga pernyataan Prabowo Subianto dalam konteks yang berberda sebagai penggambaran siapa sesungguhnya Presiden RI ke-8. Dari tiga statemen Prabowo dalam waktu yang berbeda itu menjadi pijakan, pedoman dan referensi saya bahwa saya optimis dan percaya Prabowo sanggup menyelesaikan akar konflik Papua Barat.

1. Prabowo berkarakter jujur dan berbuLuhur
Ada beberapa ungkapan dari hati nurani dan kata-kata mutiara Prabowo Subianto yang saya dengar dan lihat sebagai berikut.

“Satu hal, saya ini orang yang cepat terharu. Terus terang saja. Saya tidak suka lihat penderitaan. Itu sifat saya. Yang saya ajarkan anak buah di lingkungan saya tentang apa yang saya dapatkan ialah kalau Anda tidak bisa membantu banyak orang, bantulah beberapa orang. Kalau Anda tidak bisa membantu beberapa orang bantulah satu orang. Kalau Anda tidak bisa membantu satu orang, jangan bikin orang itu susah”.

“Kita harus berani jujur kepada diri kita sendiri. Katakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Saya bukan orang yang suka menjilat, saya bukan apa yang namanya memuji-muji orag tanpa alasan…”

“Kita harus beretik Jujur! Apa yang dikatakan itu ada di hati kita. Jangan lain dimulut dan lain di hati. Kejujuran dan kesetiaan kepada rakyat itu hal fundamental”.

“Saya ingin menegakkan kebenaran kok, mereka takut. Saya ingin menghilangkan korupsi, mereka takut. Saya ingin rakyat saya sejahtera. Saya ingin rakyat saya tidak lapar. Saya ingin tidak ada orang usia 70 tahun masih narik becak. Itu keinginan saya. Apa yang ditakuti. Saya tidak takut kok. Saya membrla kebenaran. Saya tidak perlu apa-apa lagi. Saya hanya mau membela kebenaran. Saya tidak mau lihat orang miskin di Indonesia”.

“Hei maling-maling, koruptor-koruptor. Prabowo tidak pernah akan gentar menghadapi kalian. Hai kaum munafikus, hai antek-antek asing. Prabowo-Gibran bersama rakyat Indonesia”.

“Saya ulangi. Yang kuat akan berbuat apa yang ingin ia berbuat. Yang lemah harus ia menderita. Ini, ajaran yang saya heran, jarang diajarkan di Indinesia pak. Saya yang selalu bawa-bawa ini. Di kalangan sekolah-sekolah tentara ini saya coba sekarang saya hidupkan. Karena ini adalah kunci”.

“Jadi, adik-adik sekalian. Dulu, kita dijajah, kita dibantai, diperbudak, kita dimiskinkan, dan kita lebih rendah dari anjing”.

Anda minta saya refleksi

Saya pernah hidup di tengah orang Eropa. Saya ingat, saya waktu itu satu-satunya murid yangbukan kulit putih. Tiap hari saya diejek oleh guru saya. Tiap hari dbilang bangsa monyet, ini, itu. Prabowo your people live on trees. Saya sekolah di beberapa Negara selalu mereka bilang begitu, rakyatmu tinggal di pohon.

Saya ingin melihat sebelum saya meninggal Indonesia menjadi negara bermartabat dan negara terhormat.

Saya ingin lihat tidak ada kemiskinan di Republik Indonesia. Saya ingin melihat anak-anak Indonesia kuat, gembira, senyum, dan orang tuanya gembira. Itu yang mendorong saya.

Saya tidak mau bangsa saya dihina terus. Saya ingin bangsa saya terhormat dan berdiri di kaki sendiri.

Adik-adik saya ingin melihat kamu naik mobil, mobil buatan Indonesia.Kamu naik motor, motor buatan Indonesia. Kamu pakai jam, jam buatan Indonesia. Kamu pakai sabun, sabun buatan Indonesia, parfum, sepatu, itu yang saya cita-citakan.

2. Komitmen Prabowo Dalam Kampanye Politik
Pernyataan politik atau janji dalam kampanye untuk penyelesaian akar konflik Papua Barat sebagai berikut:

“….memang masalah HAM itu menjadi sesuatu yang harus kita utamakan. Dan diantaranya juga kita harus lindungi rakyat Papua”.

“Jadi rencana saya pertama adalah tentunya penegakkan hukum, memperkuat aparat-aparat di situ (di Papua), dan juga mempercepat pembangunan ekonomi”.

“Jadi yang saya katakan, saya akan lanjutkan. Kita harus membawa kemajuan ekonomi, sosial, service yang terbaik untuk rakyat Papua, melindungi rakyat Papua dari keganasan para separatis dan teroris dan menjamin penegakan HAM”. (Sumber: Antara, 12/12/2023).

“Pendekatan hukum, kita tentunya ingin pendekatan yang soft (halus), sekarang pendetakan dengan penyelesaian politik yang damai”.

“Silahkan tutup buku, tinggalkan senjatamu, kembali ke masyarakat. Amnesti kalau perlu, tapi ini haknya presiden, saya belum presiden jadi belum amnesti, siapa tahu nanti saya bisa”.

“Tapi kita sudah buktikan di Aceh, sekarang kita damai. Saya yakin kelompok teroris itu, separatis, mereka itu sedikit, kita sudah hitung kok”. (Sumber: Detik Jatim, 24/11/2023)

3. Pidato Pertama Presiden Subianto
Dalam pidato pertama Prabowo Subianto sebagai Presiden RI ke 8 menyatakan berbagai issue sentral dan penting untuk menata dan membangun Indonesia.

Ada pepatah yang mengatakan, kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dan semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai dengan contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras.

Tantangan yang besar yang kita hadapi ada yang berasal dari luar kita, tapi harus kita akui, harus kita berani mengakui banyak tantangan, banyak kesulitan, banyak rintangan yang berasal dari diri kita sendiri. Ada tantangan-tantangan, kesulitan-kesulitan yang terjadi karena kita kurang waspada, karena kadang-kadang kita tidak andal dan tidak piawai dalam mengurus kekayaan kita sendiri.

Marilah kita berani mawas diri, marilah kita berani menatap wajah kita sendiri, dan mari kita berani memperbaiki diri kita sendiri, marilah kita berani mengoreksi diri kita sendiri.

Pemimpin yang berani pemimpin yang baik, akan terpanggil untuk menghadapi yang tidak mungkin dan mencari jalan yang agar yang tidak mungkin kita atasi. Bangsa yang berani adalah bangsa yang bisa bikin yang tidak mungkin menjadi mungkin.

Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak, ia memasukkan kepalanya dalam tanah. Mari kita menatap ancaman dan bahaya dengan gagah, marilah kita menghadapi kesulitan dengan berani.

Saudara-saudara sekalian, marilah kita berhimpun, marilah kita bersatu untuk mencari solusi-solusi, mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya.

Kita menghendaki kehidupan demokrasi, tapi marilah kita sadar bahwa demokrasi kita harus demokrasi yang khas untuk Indonesia, demokrasi yang cocok untuk bangsa kita, demokrasi yang berasal dari sejarah dan budaya kita.

Demokrasi kita harus demokrasi yang santun, demokrasi di mana berbeda pendapat harus tanpa permusuhan. Demokrasi di mana mengoreksi harus tanpa caci maki, bertarung tanpa membenci, bertanding tanpa berbuat curang. Demokrasi kita harus demokrasi yang menghindari kekerasan, yang menghindari adu domba, yang menghindari hasut-menghasut. Demokrasi kita harus demokrasi yang sejuk, demokrasi yang damai, dan demokrasi yang menghindari kemunafikan.

Kita harus mengerti selalu, sadar selalu, bahwa bangsa yang merdeka adalah bangsa di mana rakyatnya merdeka. Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, dan bebas dari penderitaan.

“…..marilah kita menganggap rekan-rekan kita, walaupun berbeda suku, berbeda agama, berbeda partai, berbeda golongan, kita adalah sama-sama anak Indonesia”.

Prinsip kita adalah prinsip anti penjajahan, karena kita pernah mengalami penjajahan. Kita anti penindasan, karena kita pernah ditindas.

Kita anti rasialisme, kita anti apartheid, karena kita pernah mengalami apartheid. Waktu kita dijajah, bahkan kita digolongkan lebih rendah dari anjing.

Karena itu kita punya prinsip, kita harus solider, kita harus membela rakyat-rakyat yang tertindas di dunia ini. Karena itu, kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina. Pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah mengirim banyak bantuan.

Hari ini kita punya tim medis yang bekerja di Gaza, di Rafah, dengan risiko yang sangat tinggi. Dokter-dokter kita, perawat-perawat kita, sudah bekerja sama di Rafah, di Gaza, bersama saudara-saudara kita dari Uni Emirat Arab.

Dan kita pun siap untuk mengirim bantuan yang lebih banyak dan kita siap untuk evakuasi mereka-mereka yang luka dan anak-anak yang trauma dan korban. Kita siapkan semua rumah sakit tentara kita dan nanti rumah sakit-rumah sakit lain untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil.

Melihat secara utuh dan terpadu semua ungkapan dan pernyataan yang keluar dari hati nurani dan pikiran mulia Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto, saya yakin, Presiden Prabowo akan mengambil langkah-langkah yang baik dan positif untuk mengakhiri konflik Papua Barat, dari keyakinan itu, saya persembahkan kepada Presiden Subianto dengan judul buku:

“PRABOWO DAN TANTANGAN PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA”.

Kita jangan matikan optimisme. Kita harus bangun, bangkitkan dan hidupkan optimisme dalam melihat penyelesaian akar konflik Papua Barat yang menahun. Artinya kita merawat optimisme dan kepercayaan kepada orang-orang yang berbeda ideologi dengan kita dengan pendekatan nilai kemanusiaan dan kesamaan derajat serta rasa respek. Mari, kita ciptakan perdamaian dunia yang permanen untuk semua umat manusia.

Tuhan Yesus memberikan hikmat kepada kita semua untuk melihat akar konflik Papua Barat dengan mata iman dan mata rohani, bukan mata politik dan kepentingan lainnya.

Penulis adalah Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.

Tuliskan Komentar

Komentar